JAKARTA – Delegasi Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia yang dipimpin oleh Ketua Umum KADIN sekaligus host of B20 Arsjad Rasjid memiliki misi khusus kala melawat ke India pada pekan ini.
Sebagai negara yang akan melanjutkan tongkat estafet sebagai presidensi G20 sesudah Indonesia, India diharapkan dapat melanjutkan agenda-agenda terkait transisi hijau, inklusivitas ekonomi, dan pemerataan akses kesehatan dalam melanjutkan pemulihan ekonomi dan global yang berkelanjutan.
Indonesia, India, dan Italia membentuk kepemimpinan G20 bersama yang disebut troika. Italia adalah tuan rumah G20 sebelumnya, Indonesia adalah tuan rumah saat ini, dan India adalah tuan rumah G20 tahun 2023. Troika dibentuk untuk memastikan kontinuitas dari komitmen negara-negara G20.
Lawatan ke India berlangsung pada 9–12 Oktober mendatang. Pada pertemuan pertama yang berlangsung Senin (09/10/2022) hari ini, delegasi KADIN bertemu dengan Ketua Sherpa G20 India Amitabh Kant. Selain Arsjad Rasjid, delegasi KADIN yang turut hadir adalah Chair of B20 Shinta Khamdani, didampingi oleh Duta Besar Indonesia untuk India Ina Hagniningtyas Krisnamurthi.
Arsjad mengatakan Indonesia harus memastikan pemerintah, pelaku industri dan usaha di India menyepakati untuk melanjutkan legacy yang akan dihasilkan di Pulau Dewata nanti.
“Kami menyampaikan kepada Ketua Sherpa G20 India maksud kedatangan kami, yakni untuk memastikan bahwa transisi kepemimpinan untuk presidensi G20 selanjutnya berlangsung dengan lancar dan berharap adanya kontinuitas G20 di Bali dan India nanti. Kami juga berharap PM Modi dapat menyaksikan langsung serah terima kepemimpinan G20 nantinya di Bali,” kata dia.
Amitabh Kant, dalam pernyataannya kepada delegasi KADIN, mengatakan, sebagai bagian dari kepemimpinan troika, pihaknya memahami sepenuhnya perjuangan Indonesia dalam meninggalkan legacy yang kuat pada KTT G20 dan B20 di Bali. “Kami akan melanjutkan legacy yang sudah diperjuangkan Indonesia. Jangan khawatir,” tegasnya.
B20 Indonesia memiliki 4 legacy program di 3 area fokus utama, yaitu transisi hijau, inklusivitas ekonomi melalui digitalisasi, dan pemerataan akses kesehatan.
Untuk transisi hijau, legacy yang akan disiapkan adalah Carbon Center of Excellence sebagai Knowledge Sharing Hub & Practice Sharing Hub. Platform itu panduan dunia usaha dalam mendapatkan pemahaman terkait isu perdagangan karbon melalui hub-knowledge serta practice sharing center.
Untuk pertumbuhan inklusif dan digitalisasi, ada B20 Wiki sebagai sistem pendukung bagi UMKM melalui Wiki Learn, Wiki Do dan Wiki Scale. Arsjad menambahkan, KADIN Indonesia juga telah meluncurkan beberapa inisiatif untuk memberdayakan, mendidik, dan mempercepat literasi digital untuk bisnis dan UMKM melalui Platform WikiWirausaha.
Adapun isu inklusivitas fokus melalui inisiatif One Global Women Empowerment (OGWE). Inisiatif OGWE merupakan sebuah platform strategis yang didedikasikan untuk memenuhi tujuan mendukung peningkatan UMKM terutama yang dimiliki oleh perempuan, memelihara kepemimpinan digital oleh perempuan, dan mempromosikan tempat kerja yang aman dan tidak diskriminatif.
Sedangkan untuk kesehatan, ada legacy Global “One Shoot” Campaign yang bertujuan untuk menyediakan infrastruktur yang relevan untuk mitigasi krisis kesehatan di masa depan melalui pelibatan bisnis global dalam menyediakan akses vaksin, riset klinis dan big data untuk monitoring penyakit.
Di India, delegasi KADIN akan mengadakan sejumlah pertemuan, di antaranya B20 Global Dialogue yang menghadirkan B20 India, perwakilan industri dan pengusaha India, FICCI forum, dan pertemuan tingkat tinggi bersama sejumlah investor asal India.