JAKARTA–Sejak mendapat mandat sebagai host of B20, Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia melakukan sejumlah roadshow ke negara-negara di seluruh dunia. Selain memastikan kehadiran dari representasi negara-negara tersebut di forum G20 dan B20, KADIN Indonesia juga mengajak para investor dan pengusaha datang ke Indonesia.
Dari berbagai lawatan tersebut, Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid menegaskan investor dan pengusaha global bakal berdatangan ke Indonesia untuk mengkaji peluang kerja sama multipihak di berbagai sektor di Indonesia.
“Kita keluarkan dulu sektor komoditas global seperti kelapa sawit, nikel, timah karena memang hal itu menjadi komoditas utama Indonesia. Kami melihat banyak investor global yang tertarik untuk berinvestasi di manufaktur, seperti di furnitur, sepatu, alas kaki, pakaian yang menciptakan perluasan lapangan pekerjaan. Ini kabar gembira buat Indonesia,” ujar Arsjad dalam keterangan pers, Rabu (02/11/2022).
Arsjad mengatakan, Indonesia adalah negara yang dilirik para investor. Penanaman modal asing (PMA) yang terealisasi pada triwulan ketiga 2022 mencapai Rp168,9 triliun atau setara dengan 54,9 persen dari total capaian investasi. Angka itu meningkat 63,6 persen dibanding dengan periode yang sama pada 2021. Adapun PMA pada periode Januari hingga September 2022 mencapai Rp892,4 triliun. Angka tersebut naik 44,5 persen dari periode yang sama pada 2021.
Tren positif juga terlihat dari nilai ekspor Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, nilai ekspor Indonesia periode Januari-September 2022 meningkat 33,49% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Jumlah peningkatan tersebut setara dengan US$ 219,35 miliar atau sekitar Rp 3.377 triliun (kurs Rp 15.400).
Beberapa produk unggulan ekspor Indonesia, antara lain udang, kopi, minyak kelapa sawit, kakao, karet, TPT, alas kaki, elektronika, komponen kendaraan bermotor, dan furniture.
Arsjad menjelaskan, KADIN terus meyakinkan keinginan para investor dan pengusaha global tersebut untuk datang ke Indonesia. Undangan tersebut dipertegas dengan menjelaskan bahwa kemudahan berinvestasi di Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan yang signifikan sejak adanya Omnibus Law, termasuk komitmen Indonesia terhadap zero emission carbon, sustainability, dan ESG.
Menurut dia, tugas utama KADIN adalah mempersiapkan pengusaha dalam negeri, termasuk pelaku UMKM agar animo investor dan pengusaha global tersebut menjadi kenyataan. Melalui Indonesia incorporated, yaitu kolaborasi yang solid antara pemerintah, korporasi, dan UMKM, kerja sama yang menguntungkan tersebut dapat terwujud.