Hindari PHK Besar-Besaran, Perkuat Pasar Domestik
JAKARTA–Awan gelap datang lebih cepat dari yang diperkirakan pada tahun depan. Sejumlah perusahaan tekstil melakukan pemutusan hubungan kerja, imbas dari tekanan global. Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia menyerukan perlu adanya kolaborasi untuk mengatasi gelombang yang datang dari industri tekstil agar tidak merambat ke sektor lain.
Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan, pasar domestik bisa menjadi penyelamat dari krisis yang terjadi di industri tektil dan pakaian jadi. Dengan daya beli masyarakat yang masih terjaga, pasar domestik dapat menggantikan pasar global yang sedang lesu darah.
“Namun, harus ada upaya bersama untuk menghentikan impor gelap pakaian jadi yang masuk ke pasar Indonesia. Hal ini justru merusak pasar dan kecintaan terhadap produk dalam negeri menjadi turun. Kekuatan pasar domestik ditentukan oleh mencintai buatan Indonesia,” katanya.
Di lain pihak, lanjut Arsjad, pelaku usaha tekstil Indonesia perlu banting setir untuk mengkaji peluang pasar lain, selain Amerika Serikat dan Eropa. Negara-negara seperti Afrika, Timur Tengah dapat menjadi alternatif perluasan pasar ekspor, di samping pasar dalam negeri.
Di sisi lain, ia pun berharap impor ilegal seperti impor baju bekas tanpa izin segera ditindak hukum oleh pemerintah bahkan dihentikan. Sementara itu, ia berjanji Kadin akan terus mendorong peningkatan investasi dalam negeri untuk memperkuat iklim usaha di Indonesia.
Seperti diketahui, ancaman resesi global telah menyebabkan penurunan ekspor. Bagi produk tekstil, penurunan ekspor itu telah mencapai 30 persen, terimbas dari daya beli Amerika dan Eropa yang turun.
Di pihak lain, negara-negara eksportir produk tekstil terbesar lainnya seperti Cina, Bangladesh, Vietnam, dan India membanjiri produknya ke Indonesia karena melihat populasi Indonesia yang tinggi dan inflasi yang masih terkendali
Arsjad menambahkan, sinergi lain adalah intervensi kebijakan dari pemerintah. Industri tektil yang padat karya membutuhkan dukungan insentif fiskal dan non fiskal agar tahan banting menghadapi resesi dan tidak melanjutkan PHK besar-besaran.
“Kami berharap pemerintah dapat mengkaji bentuk insentif fiskal dan non fiskal terhadap industri padat karya di tengah gelombang PHK yang terjadi di industri tekstil. Langkah tersebut bisa mengurangi beban pengusaha dan tidak segera mengambil langkah PHK untuk menurunkan beban operasional,” kata dia.