Tiga Alasan Pengusaha Muda Wajib Garap Ekonomi Sirkular
JAKARTA–Ekonomi sirkular adalah masa depan pertumbuhan ekonomi global yang berorientasi pada pemulihan dan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia dan CEO Indika Energy Arsjad Rasjid mengatakan, ekonomi sirkular memberikan dampak positif terhadap perekonomian Indonesia. Implementasi dari ekonomi sirkular tersebut sejalan dengan seruan pemulihan ekonomi global yang berorientasi pada ekonomi hijau.
“Saya mendorong agar pengusaha muda untuk terjun ke ekonomi sirkular. Dengan semakin tingginya kesadaran terhadap pemulihan global di kalangan milenial saat ini, pengusaha muda menjadi agen pengubah yang paling tepat dalam membawa Indonesia ke arah ekonomi hijau,” katanya.
Arsjad kemudian menjelaskan tiga alasan utama yang membuat dirinya mendorong para pengusaha muda terlibat dalam ekonomi sirkular.
Pertama, ekonomi sirkular mengurangi emisi karbon. Karena ekonomi sirkular didisain untuk meminimalisir penggunaan bahan dasar, yang juga mengurangi jumlah sampah dan membantu dekarbonisasi.
Kedua, ekonomi sirkular menciptakan lapangan pekerjaan baru, yang belakangan ini dikenal sebagai green jobs. Dengan semakin terbukanya teknologi dan ilmu-ilmu terapan terkait lingkungan yang berkelanjutan, lapangan pekerjaan terkait implementasi ekonomi yang ramah lingkungan pun bertumbuh.
Ketiga, sirkular ekonomi menciptakan revenue stream baru yang lebih efisien dan berkelanjutan. Sirkular ekonomi bukan menciptakan produk yang ramah lingkungan tetapi juga berpotensi memiliki life-span lebih panjang dan menciptakan revenue stream baru.
Seperti diketahui, Indonesia telah menetapkan arah dan strategi implementasi ekonomi sirkular di lima sektor prioritas, yaitu pembangunan energi berkelanjutan, pengelolaan limbah terpadu, pengembangan industri hijau, pemulihan lahan berkelanjutan, serta inventarisasi dan rehabilitasi ekosistem pesisir dan kelautan.
Hal ini bakal tertuang dalam Rencana Aksi Nasional (RAN) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Dalam beberapa kajian, pada 2030, pengembangan ekonomi sirkular bakal berkontribusi terhadap penambahan PDB sekitar Rp593 – Rp638 triliun, mengurangi limbah sebesar 18-52 persen, menciptakan 4,4 juta lapangan kerja baru, mengurangi emisi CO2 hingga 126 juta ton, dan menghemat penggunaan air hingga 6,3 miliar meter kubik.
Arsjad menegaskan, potensi besar terhadap pengembangan ekonomi sirkular dapat memberikan dampak jangka panjang bagi Indonesia dan dunia secara tidak langsung. Di tengah seruan untuk meningkatkan tindakan nyata untuk menurunkan dampak pemanasan global, ekonomi sirkular merupakan jawaban nyata atas seruan tersebut.
“Kita patut mendorong generasi muda untuk terlibat dalam jawaban nyata tersebut. Mereka adalah angin segar untuk dunia yang berkelanjutan. Kita patut mendukung setiap iniatif anak muda dalam keterlibatannya terhadap pemulihan dunia yang lebih baik,” katanya.