JAKARTA–Tradisi mudik untuk merayakan lebaran di kampung halaman tahun ini mendorong perputaran ekonomi yang signifikan. Apalagi tidak ada lagi pembatasan sosial skala besar sehingga mobilitas masyarakat, terutama dari kota ke desa tak terbendung.
Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia memperkirakan 123,8 juta orang melakukan mobilisasi aktif, dan tidak kurang dari 100 juta orang melakukan mudik. Sekitar Rp92,3 triliun uang yang berputar dari aktivitas mudik tersebut.
Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan, mobilitas masyarakat untuk mudik tersebut membawa berkah tersendiri bagi ekonomi di daerah. Salah satu yang mendapat keuntungan adalah para pelaku UMKM di daerah, terutama yang bergerak di sektor transportasi, logistik, penginapan, maupun makanan dan minuman.
“Saya mendorong agar masyarakat yang melakukan mudik untuk memprioritaskan produk-produk UMKM di sela-sela merayakan lebaran dengan tradisi mudik ke kampung halaman. Jika ingin membawa buah tangan, ada banyak produk UMKM khas kampung halaman yang bisa dibeli,” ujar dia.
Arsjad menambahkan, sejalan dengan digitalisasi yang telah berkembang saat ini, sangat mudah bagi masyarakat untuk mendukung UMKM bertumbuh dan berkembang. Kemudahan bertransaksi melalui QRIS membantu pelaku UMKM untuk berpartisipasi dalam volume transaksi di masa lebaran.
“Pelaku UMKM sekarang sudah familiar dengan transaksi digital. QRIS menjadi jembatan bagi pelaku UMKM untuk terlibat dalam ekosistem digital. Hal ini sejalan dengan tren pembayaran masyarakat yang cenderung nontunai melalui QRIS,” katanya.
Transaksi nontunai, dengan menggunakan QRIS, lanjut Arsjad, bakal membantu UMKM untuk naik kelas. Dengan transaksi yang tercatat secara rapih, profil usaha UMKM akan mendapat kepercayaan dari lender. Hal ini tentu saja berdampak positif bagi UMKM yang ingin memperluas usahanya. Kredibilitas pelaku UMKM dengan mudah dapat dilacak dan memperoleh kepercayaan dari institusi keuangan yang ingin bekerja sama dalam membantu UMKM untuk berkembang.
“Ini adalah sisi positif mudik untuk UMKM. Dampaknya bisa menjadi jangka panjang dan berkesinambungan bagi pelaku UMKM. Jadi, jangan lupa dengan produk UMKM. Belanja terus di gerai-gerai UMKM di Tanah Air,” tegas dia.