JAKARTA–Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia merintis jalan ke negara-negara di Uni Eropa untuk bekerja sama dengan pelaku usaha dan industri di Tanah Air dalam berbagai proyek hilirisasi dan transisi energi hijau.
Dalam Forum bisnis Indonesia – Jerman yang berlangsung di sela-sela Hannover Messe 2023, Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid mengajak pelaku usaha dan industri Uni Eropa untuk melirik sejumlah investasi prospektif dan potensial di Indonesia, terkait program hilirisasi dan energi hijau. Pasalnya, proyek investasi hijau di Indonesia diproyeksikan bakal mencapai US$543,3 miliar.
Di hadapan pelaku industri dan bisnis UE tersebut, Arsjad menegaskan, Indonesia saat ini sudah berkomitmen untuk memajukan industri yang bertumpu pada hilirisasi dan energi hijau. Peluang tersebut sangat memungkinkan karena Indonesia memiliki kekayaan mineral yang sangat dibutuhkan dunia, tetapi saat ini hanya akan digunakan untuk kepentingan nasional, serta energi baru terbarukan yang berlimpah.
“Forum bisnis Indonesia-Jerman merupakan wadah bagi pemimpin bisnis di negara-negara UE. Wadah tersebut menjadi momentum untuk memperkenalkan arah strategi bisnis Indonesia ke depan. Indonesia butuh investasi besar dalam berbagai proyek hilirisasi dan energi hijau ke depan. Dengan keterlibatan Jerman dan UE, kitab isa mengakselerasi pemulihan ekonomi, terutama melalui transfer pengetahuan, teknologi, dan investasi,” katanya.
Arsjad menambahkan, dengan mengajak UE, negara-negara lain tentu saja akan terdorong untuk melirik prospek investasi yang sama. Sejak KTT G20 yang berlangsung di Bali akhir tahun lalu, Indonesia selalu mendorong negara-negara maju untuk berinvestasi di Indonesia. Sejumlah kemudahan telah dirancang dan diberikan kepada investor yang mau berinvestasi di Indonesia.
“Saya mengajak komunitas bisnis yang hadir untuk bergotong royong mewujudkan perekonomian yang lebih inovatif, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan,” imbuhnya.
Di lain pihak, sebagai tuan rumah ASEAN Business Advisory Council (BAC) 2023, Indonesia juga mempromosikan kerja sama strategis yang dapat dilakukan bersama negara-negara kawasan ASEAN. Sejumlah proyek strategis tersebut, antara lain di sektor transformasi digital, pembangunan berkelanjutan, ketahanan kesehatan, keamanan pangan, dan perdagangan.
“Jika ASEAN ingin menjadi sentralisasi baru dalam poros ekonomi global, ASEAN harus membuka diri dengan kehadiran negara-negara lain. Kami juga mengajak pelaku bisnis dan industri UE untuk melirik kerja sama strategis dengan negara-negara kawasan ASEAN,” kata dia.
Sejauh ini, Kementerian Perdagangan mencatat volume transaksi dagang antara Indonesia dan UE mencapai US$33,2 miliar. Ekspor Indonesia ke EU sekitar US$21,5 miliar dan impor sebesar US$11,7 miliar.