JAKARTA–Untuk kesekian kalinya, Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia bersilahturahmi dan mengkaji kerja sama strategis dengan saudagar dari Saudi Arabia.
Terbaru, Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid hadir dan bercengkrama dengan jejaring pelaku usaha dan industri dari Saudi Arabia melalui event Indonesia – Saudi Arabia Business Forum & Networking Dinner, pada akhir pekan lalu.
Arsjad mengatakan, baik Saudi Arabia dan Indonesia merupakan bagian dari kekuatan ekonomu terbesar di masing-masing kawasan, yaitu Timur Tengah dan Asia Tenggara. Kedua negara tersebut juga sama-sama berkomitmen terhadap pembangunan berkelanjutan.
Selama ini, lanjut dia, Indonesia-Saudi Arabia telah menjalin hubungan yang begitu erat di berbagai sektor. Melalui Perjanjian Perdagangan Bebas (CEPA), Indonesia-Saudi Arabia terus mendorong upaya untuk mewujudkan kerja sama yang lebih intensif.
“Jika dilihat dari aspek hubungan dagang dan investasi, masih banyak ruang yang mesti dieksplorasi bersama. Tak hanya sektor energi dan sumber daya mineral, kerja sama itu bisa mencakup keuangan, perbankan, medis, retail, manufaktur, pangan, dan pertanian. Ini waktu yang tepat untuk menjajaki kerja sama tersebut,” ujar dia.
Seperti diketahui, dalam catatan Kementerian Perdagangan, pada Januari–Juli 2022, total perdagangan Indonesia–Arab Saudi mencapai US$4,6 miliar atau meningkat 58,85% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, total perdagangan kedua negara pada 2021 mencapai US$5,6 miliar atau meningkat 40,44 persen dibanding 2020.
Ekspor Indonesia ke Arab Saudi USD 1,6 miliar atau naik 18,28 persen, dan impor Indonesia dari Arab Saudi USD 4 miliar atau naik 51,79 persen. Indonesia mencatatkan defisit USD 2,4 miliar terhadap Arab Saudi karena kebutuhan impor migas.
Komoditas ekspor utama Indonesia dari Arab Saudi adalah kendaraan bermotor, minyak kelapa sawit, saus, ikan yang diawetkan, dan arang. Sementara itu, komoditas impor utama Indonesia dari Arab Saudi adalah berbagai produk kimia seperti alkohol asiklik, polimer propilena, polimer etilena, hidrokarbon asiklik, dan poliasetal.
Menurut Arsjad, ruang koneksi antara Saudi Arabia-Indonesia harusnya lebih maksimal, dengan menghadirkan kerja sama strategis yang berdampak nyata pada ekonomi kedua negara. Tidak ada hambatan yang berarti dari kedua negara, karena memiliki banyak kesamaan, baik secara sosial, budaya, dan ekonomi.
“Indonesia tentu saja dapat memperkuat posisinya di Timur Tengah dan Saudi Arabia mendapat rekan dengan pasar potensial yang masih luas untuk dieksplorasi. Apalagi, Indonesia memiliki posisinya yang strategis di mata ASEAN,” jelasnya.