Diplomasi Panahan di Meja Roadshow ASEAN
JAKARTA–Langkah strategis membawa Panahan Indonesia lebih berkiprah di ajang internasional kini terbuka lebar. Indonesia bakal mendapat sejumlah keuntungan, terutama karena terkoneksi dengan level dan kualitas internasional, baik dalam hal pembinaan dan pelatihan atlet, pelatih, wasit maupun menjadi penyelengga dari event-event panahan internasional.
Kesempatan emas itu datang setelah pintu diplomasi diketuk oleh Ketua Umum PB Perpani Arsjad Rasjid, kala bertemu dengan President World Asia Archery Euisun Chung. Keduanya bertemu di sela-sela lawatan Arsjad Rasjid sebagai Ketua ASEAN Business Advisory Council (BAC) 2023, di Korea Selatan, pada pekan lalu.
Di samping sebagai pucuk pimpinan World Asia Archery, Euisun Chung juga adalah Chairman dari Hyundai Motor Grup, yaitu grup filantropi yang berada di balik sejarah panjang kesuksesan Tim Panahan Korea Selatan hingga kini.
“Kami tidak hanya berbicara soal konektivitas ASEAN dan Korea Selatan terutama dalam hal pengembangan ekonomi hijau berbasis kendaraan listrik, tetapi juga berbagi visi bersama untuk memajukan panahan Asia. Dari meja diplomasi ASEAN, terbentuk juga ikatan yang kuat untuk membantu kemajuan panahan Indonesia,” ujar Arsjad.
Arsjad mengungkapkan, mengawali konektivitas tersebut, pihaknya telah menyepakati akan menyelenggarakan turnamen ekshibisi panahan standar internasional sebagai pembuka dari event akbar ASEAN BAC 2023 di Jakarta, pada September mendatang. Turnamen tersebut akan dihadiri oleh atlet-atlet panahan Asia kelas dunia, termasuk atlet-atlet panahan Indonesia.
Kepada Euisun Chung, secara personal, Arjad mengatakan, sebagai kiblat dari panahan dunia, Indonesia ingin belajar banyak dari cara Korea Selatan mengembangkan cabang olahraga (cabor) panahan. Pihaknya membutuhkan pengetahuan dan pengalaman Korea Selatan dalam mengembangkan pola pelatihan dan pembinaan berkelanjutan untuk menghasilkan atlet panahan level internasional, termasuk untuk pelatih dan wasit.
“Saya katakan, kami baru saja terpilih dan membangun kepengurusan serta membina atlet-atlet nasional untuk dapat bersaing di level interasional. Kami ingin belajar banyak dari kisah sukses Korea Selatan dalam menghasilkan atlet panahan berprestasi, pelatih dan wasit yang berkualitas,” kata dia.
Di sisi lain, Arsjad juga menegaskan, Indonesia ingin berkiprah lebih dan terlibat aktif dalam komunitas panahan internasional, dimulai dari World Asia Archery. Karena itu, pihaknya meminta agar Indonesia dilibatkan dalam berbagai kerja sama dan kolaborasi, termasuk memberikan kesempatan bagi Indonesia menjadi tuan rumah turnamen internasional panahan.
Dengan kesempatan tersebut, Indonesia dapat terpapar dengan standar pengelolaan cabor panahan dunia, baik dari sisi pelatihan, pembinaan, dan daya saing para atlet, kualitas pelatih, dan wasit, serta secara rutin dapat menyelenggarakan turnamen internasional panahan sesuai kalender panahan dunia.
Euisun Chung menegaskan, pihaknya sangat terbuka menyambut kehadiran asosiasi panahan Indonesia untuk berkiprah aktif di komunitas panahan internasional, terutama di World Asia Archery. Indonesia dapat bergabung dalam berbagai kegiatan di World Asia Archery, seperti joint training untuk atlet, pelatih, maupun wasit bersama negara-negara Asia lainnya. Pihaknya juga membuka kesempatan bagi Indonesia untuk mengambil kesempatan menjadi tuan rumah turnamen internasional, yang detilnya akan disepakati bersama-sama.
“Saya sangat mengapresiasi inisiatif Indonesia tersebut yang bakal memperkuat asosiasi panahan Asia. Berbagai kesempatan terbuka lebar untuk kerja sama yang konstruktif dalam memajukan cabor panahan Asia, yang mampu bersaing di level dunia,” tegas dia.