JAKARTA–Sejak didirikan pada 12 Juli 1953 silam, Persatuan Panahan Indonesia (PERPANI) terbilang berkutat pada pengembangan keolahragaan panahan di dalam negeri. Lingkup lokal nasional tersebut memang telah mengantar prestasi panahan Indonesia ke tataran dunia, dengan mampu meraih medali perak pada Olimpiade Seoul 1988.
Namun, sejak saat itu, Indonesia belum pernah mengulang sejarah manis tersebut. Lebih dari sepuluh kali kesempatan Indonesia berpartisipasi di multievent olahraga tertinggi di dunia tersebut hasilnya belum memuaskan.
Ketua Umum PERPANI, yang juga adalah Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Arsjad Rasjid mengungkapkan, pihaknya bertekad untuk membawa panahan Indonesia ke tataran global. Hal ini akan mendorong pertumbuhan prestasi panahan di dalam negeri, yang hasilnya akan dinikmati pada periode-periode selanjutnya.
Langkah strategis yang dilakukan adalah inisiatif proaktif panahan Indonesia untuk mendekatkan diri pada asosiasi panahan dunia, melalui World Asia Archery dan World Archery. Dengan begitu, panahan Indonesia semakin terpapar oleh berbagai perkembangan terbaru, metodologi baru, dan belajar dari kesuksesan negara-negara yang telah berhasil menjadi kiblat dari cabang olahraga panahan.
“Setelah dipercaya sebagai Ketua Umum dan memiliki waktu untuk mendalami cabor ini, kami yakin bahwa dengan membuka diri pada World Archery Asia dan World Archery, Indonesia dengan sendirinya akan melakukan pembenahan pada cabor ini sesuai dengan standar global. Sudah terlalu lama kita berkutat dengan diri sendiri, sedangkan dunia panahan global berlari sangat cepat,” ujar dia.
Arsjad menambahkan, beberapa inisiatif yang bakal dilakukan ke depan adalah panahan Indonesia akan terlibat aktif dalam setiap kesempatan pelatihan, workshop, kursus yang berkaitan dengan peningkatan kompetensi wasit dan pelatih panahan yang diselenggarakan oleh asosiasi panahan dunia tersebut.
Sementara itu, atlet-atlet panahan Indonesia, sejak dari kepengurusan baru, telah beberapa kali berpartisipasi dalam turnamen internasional yang diselenggarakan oleh World Archery, seperti Hyundai Archery World Cup, Asia Cup, dan berikutnya World Cup Championship, Asian Games, dan Olimpiade 2024.
“Terkait Olimpiade 2024, sebagai cabor unggulan, kami tetap berupaya semaksimal mungkin agar Indonesia segera meraih tiket Olimpiade. Persiapan bersama atlet terus dilakukan, baik melalui pemusatan pelatihan maupun keikutsertaan pada turnamen-turnamen ke depan untuk mengejar tiket dan poin,” katanya.
Arsjad menegaskan, pihaknya juga telah berkomunikasi dengan World Archery Asia untuk memberi kesempatan kepada Panahan Indonesia sebagai tuan rumah dalam menyelenggarakan event panahan taraf internasional. Perpani siap menjadi tuan rumah untuk menyelenggarakan event panahan internasional tersebut.
Keinginan itu diungkapkan Arsjad Rasjid ketika bertemu dengan President World Asia Archery Euisun Chung. Keduanya bertemu di sela-sela lawatan Arsjad Rasjid sebagai Ketua ASEAN Business Advisory Council (BAC) 2023, di Korea Selatan, beberapa waktu lalu.
Di samping sebagai pucuk pimpinan World Asia Archery, Euisun Chung juga adalah Chairman dari Hyundai Motor Grup, yaitu grup filantropi yang berada di balik sejarah panjang kesuksesan Tim Panahan Korea Selatan hingga kini.
“Panahan Indonesia membutuhkan lebih banyak turnamen, baik tingkat nasional maupun internasional yang bakal mendorong lebih serius pengembangan atlet terbaik ke depan. Dengan menjadi tuan rumah, Indonesia akan terpapar oleh kiblat panahan dunia dari segala aspek, baik soal kualitas atlet, pelatih, wasit, official, yang akan sangat positif dalam mendorong prestasi panahan Indonesia di tingkat dunia,” kata dia.