JAKARTA–Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2023 diprediksi tetap di kisaran 5% YoY. Namun, sebagian pengamat ekonomi memprediksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia turun di kisaran 4%. Konsumsi domestik tetap akan menjadi lokomotif yang menarik pertumbuhan ekonomi tersebut.
Ketua tim pemenangan nasional (TPN) Ganjar Presiden dan pengusaha nasional, Arsjad Rasjid mengatakan, Indonesia tidak bisa terus bergantung pada konsumsi domestik sebagai penarik utama gerbong pertumbuhan ekonomi nasional.
Setelah konsumsi domestik, industri dalam negeri harus menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Pasalnya, Indonesia memiliki sejumlah potensi yang tidak dimiliki oleh negara lain. Hal ini sejalan dengan paradigma industri yang akan dihidupi Indonesia ke depan.
“Hilirisasi harus dapat membawa industri menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan hilirisasi, pusat-pusat industri baru akan bertumbuh dan siklus ekonomi Indonesia akan berubah,” ujar dia.
Arsjad menambahkan, tahap penting saat ini adalah memastikan transisi kepemimpinan yang mampu menjamin hilirisasi dapat terwujud. Sebagai Ketua TPN Ganjar Mahfud, pihaknya menjadikan hilirisasi sebagai salah satu basis dari pertumbuhan ekonomi ke depan. Karena hilirisasi sangat cocok dengan potensi yang dimiliki Indonesis berbasis sumber daya alam.
“Kita bersikukuh industri akan membawa perubahan dalam lanskap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Karena itu, segala daya upaya kita arahkan untuk mewujudkan peralihan industri dengan mengusung konsep hilirisasi ke depan,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan, pihaknya yakin ekonomi Indonesia akan tetap tumbuh di atas 5% YoY pada kuartal III-2023. Konsumsi masyarakat atau rumah tangga menjadi penyumbang utama. Indikasi tersebut terlihat dari pencapaian pada dua kuartal sebelumnya. Konsumsi dalam negeri tumbuh sebesar 4,54% (yoy) dan 5,23%.