JAKARTA–Pasangan Capres-Cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud MD berkomitmen untuk menekan disparitas harga yang masih menjadi momok di Indonesia. Salah satunya dengan cara membuat biaya logistik menjadi murah.
Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid mengungkapkan, komitmen tersebut nyata dalam visi misi yang dicanangkan duet Ganjar-Mahfud. Logistik murah menjadi satu poin penting dalam upaya pembangunan ekonomi tanah air.
“Mas Ganjar dan Pak Mahfud berkomitmen membuat biaya logistik kita menjadi murah,” jelas Arsjad.
Ada banyak cara yang telah disiapkan Ganjar-Mahfud. Diantaranya, mengintegrasikan peta jalan industri dan logistik dan melakukan harmonisasikan pelaksanaan sistem logistik nasional hingga ke tingkat desa.
“Serta optimalisasi Sea Lines of Communication (SLoc) dan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) sebagai jalur perdagangan internasional,” imbuh Arjad.
Berdasarkan data Bappenas, saat ini, biaya logistik domestik mencapai 14,1 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Sementara biaya logistik untuk ekspor 8,98 persen terhadap PDB. Biaya logistik ditargetkan menyusut hingga 8 persen di 2045.
Mengacu data World Bank atau Bank Dunia, per 2020 posisi biaya logistik Indonesia berada di level 24 persen, terbesar di negara Asean. Sementara pada periode yang sama, Vietnam memiliki biaya logistic sebesar 20 persen, Thailand 15 persen, China 14 persen, Filipina 13 persen, Malaysia 13 persen, India 13 persen, sedangkan Singapura dan Jepang 8 persen.
Menurut Arsjad, biaya logistik murah amat penting untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045. Biaya logistik yang murah bakal menekan ketimpangan harga berbagai komoditas di seluruh wilayah di Indonesia.
Biaya logistik murah akan membantu mengurangi biaya yang harus digelontorkan untuk ongkos logistik. Dengan begitu, harga-harga komoditas bahan pokok, atau produk-produk lainnya akan lebih rendah.
Biaya logistik murah akan berpengaruh pada penurunan tingkat inflasi di sejumlah daerah yang selama ini kerap mengalami inflasi yang tinggi.