JAKARTA–Indonesia berpotensi menjadi pelopor industri halal global. Indonesia dapat memanfaatkan peluang menjadi pemimpin industri halal karena memiliki jumlah penduduk muslim terbesar dunia.
Pengusaha nasional Arsjad Rasjid mengatakan, Ramadan dapat menjadi momentum menyajikan etalase potensi industri halal. Selain makanan dan minuman, ada berbagai peluang lain, seperti farmasi, kosmetik, fashion, dan keuangan.
“Kita punya pasar yang dapat menggerakkan industri halal global, yang dapat menjadi kiblat. Potensi tersebut harus dapat dimanfaatkan untuk memelopori pasar global,” ujar dia.
Arsjad menambahkan, industri halal bakal memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Pada 2022, aktivitas ekonomi dari industri halal dapat menyumbang PDB sekitar US$5,1 miliar per tahun.
Jika terus didorong, industri halal akan terus menyumbang PDB, meningkatkan lapangan pekerjaan, dan kesejahteraan masyarakat.
“Penguatan pasar dalam negeri menjadi fondasi untuk dapat berlangkah ke global. Butuh kerjasama berbagai pihak untuk memperkuat pasar dalam negeri,” katanya.
Seperti diketahui, saat ini diperkirakan sekitar 1,9 miliar penduduk muslim di seluruh dunia. Indonesia merupakan yang terbesar dengan jumlah sekitar 277 juta jiwa.
Pada 2021, sekitar US$2 triliun yang dihabiskan penduduk muslim global untuk produk halal. Pada 2025, belanja produk halal tersebut diprediksi meningkat menjadi US$3 triliun.
Arsjad menegaskan, Indonesia telah memiliki peta jalan industri halal, termasuk sampai ke global. Karena itu, konsistensi untuk mewujudkan roadmap tersebut menjadi salah satu kunci dari upaya memanfaatkan pasar besar Indonesia untuk produk halal.