Hari Perempuan Internasional: Wujudkan Kesetaraan Inklusif
JAKARTA — Pengusaha nasional, Arsjad Rasjid menyampaikan selamat Hari Perempuan Internasional atau International Women’s Day (IWD), yang diperingati saban 8 Maret. Melalui momentum ini, Arsjad menyerukan kepada semua pihak untuk berkomitmen membuka dan menciptakan ruang yang setara dan inklusif bagi perempuan.
Arsjad menyatakan, kaum perempuan harus didukung untuk bergerak maju serta berpartisipasi secara luas di berbagai bidang.
Kesetaraan nan meluas secara inklusif, menurut Arsjad, akan mematahkan batas-batas yang sebelumnya tercipta secara sistematis. Melalui kesetaraan ini pula, kaum perempuan bisa mengembangkan diri serta berkarya di bidangnya masing-masing.
“Ketika kaum perempuan diberikan kesempatan yang sama untuk maju, percayalah kita akan maju bersama secara lebih cepat,” kata Arsjad Rasjid, Jumat (8/3).
Ia menegaskan terbukanya partisipasi perempuan di berbagai bidang merupakan sebuah keniscayaan. Terlebih, secara global, kemajuan dunia juga tak terlepas dari peran perempuan.
“Melalui ruang yang terbuka bagi perempuan, baik lewat kesempatan atau hak bersuara maka akan membawa dampak positif bagi kemajuan global,” lanjut Arsjad.
Pada tahun ini, peringatan Hari Perempuan Internasional mengusung tema Inspire Inclusion. Melalui inspirasi ini, dunia menyerukan pentingnya inklusi untuk mencapai kesetaraan. Tema ini juga mendorong untuk mengenali perspektif dan kontribusi perempuan di semua lapisan masyarakat, termasuk kaum komunitas marginal.
Untuk diketahui, lahirnya Hari Perempuan Internasional dipantik oleh aksi 15 ribu kaum perempuan di jalanan Kota New York, Amerika Serikat pada 1908. Kala itu mereka bergerak bersama menuntut dipangkasnya jam kerja, perbaikan upah dan kesetaraan hak untuk memilih.
Terinspirasi dari gerakan tersebut, dalam sebuah konferensi buruh perempuan pada 1910, aktivis Clara Zetkin lalu mengusulkan untuk menggelar peringatan Hari Perempuan Internasional setiap 8 Maret.
Hari bersejarah itu pertama kali dirayakan secara serentak di Austria, Denmark, Jerman, dan Swiss pada 1911. Dalam perjalanannya, pada 1975, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kemudian turut merayakan peringatan Hari Perempuan Internasional.