Arsjad Rasjid: Generasi Muda Harus Jadi Motor Ekonomi Tumbuh 8 Persen
MAKASSAR – Generasi muda memiliki peran yang sangat signifikan dalam mencapai pertumbuhan ekonomi Indonesia 8 persen sebagaimana visi Indonesia Emas 2045. Hal ini juga sejalan dengan visi presiden terpilih Prabowo Subianto yang bertekad membawa Indonesia keluar dari jebakan negara berkembang.
Co-Founder 5P Global Movement Arsjad Rasjid, yang juga adalah Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia mengungkapkan, di samping dominan dalam angkatan bonus demografi di Indonesia, generasi muda dibekali dengan sejumlah keterampilan, baik hard skill, soft skill, maupun meta skill yang mampu menjawab tantangan dan tren masa kini.
Karena itu, generasi muda harus bisa menavigasi perubahan dengan pengetahuan dan ilmu yang diperoleh dari jalur pendidikan, maupun kemampuan untuk mengembangkan kreativitas, menjadi pemimpin yang inovatif, dan memiliki ketajaman dalam menyelesaikan masalah.
“Kita membutuhkan anak muda yang punya empati untuk membawa perubahan dan memberikan makna melalui solusi out of the box bagi permasalahan di sekeliling kita. Pertumbuhan ekonomi 8 persen membutuhkan anak muda dengan jiwa wirausaha, berinovasi sesuai perubahan dan kebutuhan dunia industri,” ujar dia.
Arsjad mengutarakan hal tersebut setelah menggarisbawahi banyak permasalahan yang dihadapi Indonesia saat ini, terutama yang berhubungan dengan generasi muda. Masalah pengangguran dengan 10 juta Gen Z yang tidak bekerja maupun bersekolah, 50 persen orang Indonesia jadi generation sandwich, dan 3,5 persen anak muda mengalami masalah kesehatan mental.
Dia menambahkan, selain menjadi penggerak ekonomi, anak muda harus menjadi agen perdamaian. Selain karena dunia sangat membutuhkan perdamaiaan saat ini, presiden terpilih Prabowo Subianto juga menegaskan strategi politik luar negeri Indonesia sebagai ‘Good Neighbor Policy’ atau tetangga yang baik dan sebagai ‘Peacekeeper of the World.’
“Menjadi agen perdamaian itu caranya sederhana, spread love, not hate. Kalau berkomentar di sosial media, yang adem, jauhkan SARA. Ikuti kegiatan yang produktif. Karena tanpa perdamaian, tidak ada stabilitas, dan bisa menghambat pertumbuhan ekonomi,” tegas dia.
Arsjad Rasjid menegaskan hal tersebut pada talkshow di Universitas Hasanuddin (Unhas), di Makassar. Kehadiran Arsjad tersebut mewakili 5P Global Movement yang memberikan program beasiswa kepada mahasiswa Unhas, sebagai upaya Yayasan tersebut mendorong perubahan nyata ke arah dunia yang lebih baik melalui sektor pendidikan.
Seperti diketahui, bekerja sama dengan Universitas Padjadjaran (Unpad) di Jawa Barat dan Universitas Hasanuddin (Unhas) di Makassar, 5P Global Movement meluncurkan 5P Scholarship (Program beasiswa 5P) dan program pendampingan berkelanjutan selama 4 (empat) tahun untuk calon mahasiswa baru di dua universitas tersebut.
“Beasiswa ini dimulai dari calon mahasiswa dengan keterbatasan biaya kuliah. Dengan bekal pendampingan selama empat tahun, kami berharap teman-teman muda penerima beasiswa dapat meraih cita-cita dan mewujudkan masa depan yang lebih baik,” jelas Arsjad, yang juga adalah Majelis Wali Amanat dari kedua universitas.