JAKARTA – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Arsjad Rasjid membeberkan kiat-kiat agar kalangan kelas menengah Indonesia tidak jatuh kembali ke kelas pendapatan rendah. Dengan kondisi ekonomi yang terus dinamis saat ini, rentan bagi kelompok kelas menengah jatuh kembali ke kelas pendapatan rendah.
Arsjad mengatakan, salah satu penyebab kejatuhan kalangan kelas menengah adalah pertumbuhan ekonomi di beberapa sektor yang masih tertekan pasca Covid-19 dan kondisi gejolak ekonomi global. Banyak terjadi PHK yang menyebabkan pekerja Indonesia migrasi menjadi pekerja informal.
“Dengan kondisi tersebut, hampir 20% dari total kelas menengah Indonesia yang rentan jatuh ke kelas pendapatan rendah. Kita harus menyikapi ini karena kelas menengah menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi Indonesia dan menjadi tulang punggung Indonesia Emas 2045,” ujar Arsjad.
Arsjad menjelaskan, solusi untuk menopang kelas menengah tidak cukup hanya dengan insentif fiskal. Untuk mendorong produktivitas, kelas menengah perlu mendapat jaminan akses pendidikan, baik pendidikan formal maupun non-formal. Berbagai pelatihan dan kesempatan vokasi dapat memperkaya kemampuan kelas menengah untuk beradaptasi dengan tuntutan zaman saat ini.
Di samping itu, secara makro, industri hilirisasi, baik. di sektor pertambangan, pertanian, serta akselerasi transisi energi dapat mendorong perluasan lapangan pekerjaan. Hal ini dapat membantu kalangan kelas menengah untuk memiliki opsi lebih banyak dalam hal pekerjaan.
“Kita juga harus menumbuhkan wirausaha baru dari kalangan kelas menengah. Rasio wirausaha Indonesia masih terbatas 3,6% dari total populasi. Padahal, negara maju sudah di atas 10%, bahkan 14%. UMKM perlu diperkuat agar dapat melahirkan wirausaha baru yang kuat dan mandiri,” katanya.
Seperti diketahui, BPS mencatat sekitar 9,4 juta penduduk kelas menengah turun ke kelas yang rentan terhadap pendapatan rendah. Kategori kelas menengah adalah penduduk dengan konsumsi per kapita 3,5—17 kali garis kemiskinan, atau penduduk dengan pengeluaran Rp2.040.262—9.909.844 per bulan.
Pada 2019 tercatat ada 57,33 juta kelas menengah atau 21,45% dari total penduduk Indonesia. Sementara itu pada 2024, jumlah kelas menengah menjadi 47,85 juta atau 17,13% dari total penduduk Indonesia.