Enggan Bahas Kisruh, Arsjad Rasjid Hadir di Istana untuk Ekonomi Indonesia

JAKARTA – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Arsjad Rasjid memberikan tanggapan terkait kehadirannya bersama Anindya Bakrie yang menemani Presiden Prabowo Subianto saat menerima kunjungan delegasi pengusaha Jepang di Istana Negara pada Jumat (06/12/24), kemarin.

”Yang penting adalah ekonomi Indonesia bisa jalan dan kita lakukan dengan bergotong royong,” ujar Arsjad kepada sejumlah media.

Pada jamuan di Istana Negara, Presiden Prabowo sempat memperkenalkan, baik Arsjad maupun Anindya sebagai Ketua Umum Kadin. Prabowo terlebih dahulu memanggil dan memperkenalkan Arsjad, yang duduk bersebelahan dengan Anindya.

Di bawah kepemimpinan Arsjad, Kadin Indonesia telah meluncurkan Whitepaper Arah Pembangunan dan Kebijakan Ekonomi 2024 – 2029 pada Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Whitepaper tersebut diharapkan menjadi panduan sinergi antara dunia usaha dan pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8%.

Sejalan dengan visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, dokumen tersebut merekomendasikan tujuh bold moves dan tujuh sektor prioritas yang menjadi kunci pertumbuhan ekonomi, antara lain peningkatan infrastruktur, ketahanan kesehatan, ketahanan energi, pertumbuhan UMKM, manufaktur, pengembangan bisnis hijau, serta ketahanan pangan.

“Kami membuat panduan implementasi yang konkrit dan akan menyelaraskan program kerja Kadin Indonesia 2025 pada visi pemerintah untuk pertumbuhan ekonomi 8%,” katanya.

Sementara itu, terkait kerja sama dengan Jepang, Kadin Indonesia memiliki hubungan yang erat dengan pemerintah dan sejumlah pengusaha asal Jepang.

Melalui kerja sama strategis yang dituangkan dalam Nota Kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan Japan External Trade Organization (JETRO), Kadin Indonesia  memprioritaskan pasar Jepang untuk peningkatan kapasitas UMKM.

Dengan spirit yang sama, tahun lalu Kadin Indonesia menyelenggarakan business matching dan mendorong 9 pelaku UMKM mendapatkan pasar ekspor Jepang setara dengan nilai US$1 juta.

“Kami sudah menjalin kerja sama dengan pengusaha Jepang, yang diharapkan menjadi fondasi bagi UMKM untuk naik kelas, berdaya saing global dan berorientasi ekspor melalui program WikiExport,” katanya.

Dia menegaskan, peran UMKM ke depan sangat signifikan terutama dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional 8%. Karena itu, pihaknya memfasilitasi pelaku UMKM untuk berorientasi pada ekspor sehingga berdampak pada penguatan fundamental ekonomi nasional.

Saat ini tercatat lebih dari 200 UMKM yang sudah mendapatkan pendidikan dan pelatihan ekspor bersertifikat melalui program WikiExport dan akan terus bertambah jumlahnya. Hal ini dilakukan untuk membantu UMKM dapat naik kelas dan menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.