DILI – Di hadapan Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao dan President Timor Leste Ramos Horta, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di bawah kepemimpinan Arsjad Rasjid berkomitmen memperkuat hubungan dagang Indonesia-Timor Leste melalui Free Trade Zone (FTZ).
Komitmen tersebut terinspirasi dari kebijakan politik luar negeri Presiden Prabowo yang mendorong Indonesia menjadi ‘tetangga yang baik’ bagi negara-negara kawasan maupun secara global.
Pada kesempatan yang sama, Kadin Indonesia juga menandatangani nota kesepahaman (MoU) bersama Timor Leste Chamber of Commerce and Industry (CCI-TL) demi memperkuat kerja sama di bidang pertanian dan perdagangan.
“Kerja sama ini merupakan kelanjutan dari kesepakatan yang sudah dibangun sejak KTT ASEAN di Labuan Bajo dan Jakarta. Kami membawa pesan positif dari Indonesia yang menargetkan menjadi negara maju dengan pertumbuhan ekonomi 8% dan ingin mengajak Timor Leste untuk bersama memperkuat ekonomi kawasan,” ujar Arsjad.
Arsjad menegaskan, penting bagi Indonesia dan Timor Leste mendasarkan pertumbuhan ekonomi ke depan pada nilai-nilai kemanusiaan. Ekonomi dan kemajuan teknologi tidak boleh mengorbankan manusia dan lingkungan.
Karena itu, kerja sama yang dirintis kedua belah pihak selain saling menguntungkan, tetapi juga memperhatikan nilai perdamaian, kesejahteraan, berpusat pada manusia, ramah lingkungan, dan mengedepankan kemitraan yang inklusif.
“Kami siap mendukung dan bersinergi dengan Timor Leste untuk memanfaatkan rantai ekonomi kawasan ASEAN demi mendukung pertumbuhan ekonomi Bumi Loro Sae tersebut,” katanya.
Presiden CCI-TL Jorge Manuel de Arraujo Serrano mengatakan, Timor Leste memiliki potensi besar di sektor pertanian, pariwisata, dan energi terbarukan. Bersama pemerintah Timor Leste, pihaknya terus membuka peluang investasi dan berharap kerja sama dengan KADIN Indonesia dapat memperkuat peluang investasi tersebut.
“Secara khusus kami berterima kasih kepada Kadin Indonesia yang sudah memfasilitasi Timor Leste sehingga diterima di ASEAN Business Advisory Council (ASEAN BAC), terutama atas kerja sama yang sudah terjalin bersama Kadin Indonesia yang menghasilkan peningkatan produksi pertanian, khususnya beras,” katanya.
Bersamaan dengan penandatangan MoU, CCI-TL juga membuka pasar murah dan meluncurkan perdana beras premium dari pertanian lokal Mana Boot. Arsjad didapuk bersama CCI-TL membuka pasar murah tersebut.
Selama ini, Kadin Indonesia melalui Kadin Nusa Tenggara Timur (NTT) telah menjalin kerja sama dengan CCI-TL di sektor pertanian. Beras premium Mana Boot sebenarnya terinspirasi dari beras premium Molas Lembor di Manggarai Barat.
Ketua Kadin NTT Bobby Lianto mengatakan, sejak KTT ASEAN di Labuan Bajo, Kadin NTT membantu CCI-TL memproduksi beras premium sendiri. Sekitar 1 hektar lahan saat ini telah berhasil menghasilkan 7 – 8 ton beras, dari semula hanya 11/2 ton beras.
Kenaikan produksi tersebut tidak lepas dari pendampingan yang dilakukan Kadin NTT, berkaca pada keberhasilan pada beras premium Molas di NTT.
“Sama seperti NTT, spiritnya adalah masyarakat dan pusat ekonomi sekitar harus memanfaatkan hasil panen dari pertanian lokal. Target Timor Leste adalah swasembada beras pada 2026 dan kami siap bantu,” katanya.