Arsjad Rasjid Bawa Spirit Korporasi, Rakyat Stakeholder Utama

JAKARTA–Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo, Arsjad Rasjid akan membawa spirit korporasi dalam arena politik.

Dengan semangat itu, rakyat bakal ditempatkan sebagai stakeholder utama. Prinsip-prinsip korporasi, seperti transparansi, good corporate governance (GCG), dan profesionalitas juga dapat diterapkan dalam dunia politik.

Dalam memenangkan sebuah konstetasi dan menempatkan seorang pemimpin, partai-partai membutuhkan koalisi. Bagi Arsjad, hal ini tidak jauh berbeda dengan ekosistem korporasi yang sering melakukan joint venture, untuk bersama-sama mengelola sebuah proyek strategis.

Di dalam joint venture tersebut, yang dikedepankan adalah nilai tambah bagi para pemegang saham, termasuk manfaat berkelanjutan bagi masyarakat. Karena korporasi masa kini harus dapat memberikan manfaat berkelanjutan bagi masyarakat, lingkungan, dan tidak melulu bicara soal profit.

“Saya bukan dari latar belakang politik. Saya belajar tentang korporasi, belajar berorganisasi. Saya bayangkan, TPN itu dirut, yang lainnya adalah pemegang saham. Tetapi, saya tekankan kepada partai koalisi, yang utama dari proses pemenangan ini adalah nilai bagi pemangku kepentingan, yaitu rakyat,” ujar dia.

Arsjad menambahkan, dengan menempatkan rakyat sebagai stakeholder utama, prinsip-prinsip korporasi, seperti transparansi, good corporate governance (GCG), dan profesionalitas dapat diterapkan.

“Sekarang saya menjalankan bisnis dengan produk utamanya Ganjar Pranowo. Bagaimana caranya sekarang saya bisa memperkenalkan produk utama saya ini kepada masyarakat supaya dikenal dan dipilih. Karena saya yakin produk yang saya miliki itu terbaik dan membawa manfaat berkelanjutan bagi masyarakat,” katanya.

Arsjad menegaskan, produk pemimpin ke depan adalah pemimpin yang mengutamakan kepentingan rakyat, dengan sejumlah tantangan yang tidak mudah. Pihaknya menyadari Indonesia berada dalam posisi yang strategis, baik dari sisi jumlah penduduk, pertumbuhan ekonomi, posisinya di kawasan, maupun dalam ranah global.

“Karena itu, produk pemimpin ke depan juga harus mampu memanfaatkan posisi strategis tersebut untuk membawa Indonesia menuju masa emas dengan kesejahteraan rakyat sebagai tolok ukur utama,” kata dia.