JAKARTA — Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC), Arsjad Rasjid mendorong Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) untuk memperkuat kontribusi bagi kemajuan ASEAN. Selain meningkatkan aliran perdagangan di ASEAN, RCEP juga didorong untuk meningkatkan perannya dalam integrasi ekonomi regional.
Arsjad mengungkapkan, ekonomi ASEAN meliputi sepertiga dari produk domestik bruto (PDB) global dan sepertiga populasi dunia. Sementara, kontribusi RCEP saat ini baru sekitar 2 persen dari total aktivitas perdagangan negara-negara anggota.
Padahal, lanjut Arsjad, RCEP memiliki potensi besar dalam meningkatkan aliran perdagangan di kawasan ASEAN.
“Ini juga menjadi momentum penting untuk mengingatkan negara-negara terkait untuk bersatu dalam menghadapi berbagai tantangan global,” kata Arsjad dalam Dialog Meja Bundar RCEP di Jakarta, Rabu (6/9).
Untuk diketahui, RCEP merupakan perjanjian perdagangan bebas yang melibatkan 10 negara anggota ASEAN, yaitu Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Forum ini juga diikuti lima negara mitra, yakni Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru.
RCEP yang merupakan kemitraan ekonomi modern, komprehensif, berkualitas tinggi, dan saling menguntungkan, dibangun di atas perjanjian bilateral ASEAN bersama lima mitra Free Trade Agreement (FTA).
“Melalui visi kesejahteraan yang sama, kami berharap ASEAN dan RCEP dapat mencapai tujuan bersama untuk memajukan ASEAN,” katanya.