Arsjad Rasjid Harapkan Inovasi Pembiayaan Industri Hijau

JAKARTA–Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Arsjad Rasjid mengharapkan inovasi pembiayaan yang berfokus pada pengembangan industri hijau. Bagi Arsjad, pengembangan industri hijau di Indonesia berjalan ke arah positif.

Arah positif itu terlihat dari lembaga keuangan yang sudah mulai tertarik memberikan subsidi ke pembangunan infrastruktur dengan konsep industri hijau sehingga industri mendapatkan bunga kredit yang lebih mudah.

“Inovasi pembiayaan diharapkan dapat menarik investor untuk berfokus pada pengembangan industri hijau,” ujar Arsjad dalam keterangan tertulisnya, Kamis (22/9/2022).

Arsjad mengatakan, kendala besar yang dihadapi dalam pengembangan green economy adalah pendanaan dan teknologi. Kata Arsjad, kerja sama dan kemitraan antara publik dengan swasta dapat menjadi kunci menghadapi kedua tantangan ini.

“Pemberian insentif seperti pajak dan tarif juga penting untuk mengakselerasi pemberdayaan energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia, dengan membuat EBT kompetitif dibandingkan dengan energi fosil dan membentuk pasar yang menarik bagi investor,” ujar Arsjad.

Arsjad menambahkan, pengembangan energi hijau memerlukan teknologi dan penelitian. Menurut Arsjad industri permesinan nasional untuk mendukung pengembangan industri hijau pun masih harus dipacu. “Kami pun dari dunia usah berharap agar kualitas dan kompetensi SDM industri hijau ini bisa terus ditingkatkan,” kata Arsjad.

Arsjad mendorong adanya insentif bagi pengembangan industri hijau, misalnya, peningkatan akses ke sumber pembiayaan yang terjangkau dan tepat. Pengembangan industri ini juga memerlukan kolaborasi antar negara untuk mempercepat transisi energi menuju emisi nol bersih.

Tak kalah penting, Arsjad menekankan pentingnya mempercepat pengembangan dan adopsi infrastruktur digital dan perbaikan regulasi jasa keuangan global untuk mencapai keseimbangan lebih baik antara pertumbuhan dan stabilitas.

Kadin, kata Arsjad, mendorong terciptanya kerja sama intensif dengan berbagai negara, organisasi internasional dan lembaga pendanaan untuk mendapatkan sebanyak-banyaknya akses bantuan teknologi serta pendanaan.

Hal senada diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Airlangga mengatakan pembiayaan hijau berperan penting dalam mendukung transformasi ekonomi hijau di Indonesia.

Airlangga menjelaskan bahwa Pemerintah mendorong berbagai instrumen pembiayaan hijau. Contohnya, Green Sukuk untuk pengembangan pembangunan fasilitas dan infrastruktur energi terbarukan seperti pembangkit listrik tenaga surya, mikrohidro, dan minihidro.

Sukuk Hijau Republik Indonesia diterbitkan sejak 2018 senilai US$1,25 miliar. Sukuk ini didistribusikan ke proyek ramah lingkungan sesuai Kerangka Hijau (Green Framework) Indonesia. Penerbitan ini didaulat sebagai Sukuk Hijau pertama di dunia dengan investor yang tersebar di seluruh dunia yaitu: 32% pasar islam, 25% pasar Asia, 15% EU, 18% AS, dan 10% Indonesia.

Airlangga menambahkan, Pemerintah juga menyiapkan instrumen alternatif seperti blended finance, terutama skema pembiayaan dengan menampung dana dari filantropi atau swasta serta dari berbagai lembaga pengelola dana multinasional ataupun perencanaan seperti ADB atau World Bank.

“Badan Pengelolaan Dana Lingkungan Hidup juga telah didirikan untuk membantu pembiayaan pada program ekonomi hijau,” kata Airlangga dalam acara The Cooler Earth Sustainability Summit 2022 yang diselenggarakan oleh CIMB Niaga, Rabu (21/9/2022).

Indonesia membutuhkan investasi sebesar Rp77 ribu triliun untuk mencapai target net-zero emmissions di tahun 2060. Airlangga mengatakan, koordinasi dan integrasi menjadi penting dalam melakukan transformasi ekonomi hijau. Kata Airlangga, ransformasi tidak hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah, tetapi juga tanggung jawab seluruh stakeholder.

“Negara-negara lain tengah berlomba untuk mempercepat transisi menuju ekonomi hijau, termasuk Indonesia. Ke depan, pangsa bahan bakar fosil akan berkurang dan energi bersih akan meningkat. Tentunya ini akan kita dorong untuk memperbaiki bauran energi,” ujar Airlangga.