Arsjad Rasjid: Jangan Panggil Mereka Tukang Bakso!

JAKARTA–Melahirkan pengusaha atau perusahaan baru merupakan mandat undang-undang yang diberikan kepada Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia. Upaya tersebut ditempuh KADIN Indonesia melalui berbagai pilot project yang saat ini sedang dirintis.

Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan, mendorong lahirnya pengusaha baru atau perusahaan dimulai dari perubahan mindset. Di satu sisi, KADIN memberikan keyakinan kepada pemilik usaha untuk bertumbuh dan berkembang sebagaimana layaknya perusahaan atau pengusaha lain.

Di pihak lain, menanamkan sikap respek terhadap setiap usaha yang dilakukan setiap pengusaha merupakan cara paling sederhana yang dilakukan untuk memberikan ekosistem yang kondusif untuk berkembang.

“Bagi kami, tidak ada yang namanya ‘tukang bakso’ yang ada adalah ‘pengusaha bakso’. Walaupun itu hanya usaha keluarga, namun jika menghasilkan pendapatan dan lapangan kerja, bagi kami dia adalah pengusaha. Jadi, jangan panggil lagi mereka tukang bakso,” kata dia dalam keterangannya, Sabtu (05/11/2022).

Menurut dia, dengan mindset dan respect yang diberikan, KADIN bisa fokus untuk membesarkan usaha tersebut sebagaimana terhadap pengusaha atau perusahaan lain. “Kalau dia rajin, usaha bakso yang awalnya di rumah saja bisa berangkat menjadi 10 cabang di lokasi yang berbeda-beda. Menyerap lebih banyak angkatan kerja dan menghasilkan lebih banyak pendapatan,” katanya.

KADIN Indonesia mempunyai program untuk melindungi dan membantu UMKM serta industri kreatif dalam menghadapi beragam tantangan, termasuk legalisasi. KADIN Indonesia menggagas platform WIKI UMKM atau wikiwirausaha.id. Platform ini adalah ekosistem digital yang menjadi tempat dan wadah diskusi, mencari solusi, pelatihan, sekaligus menjadi jembatan penghubung UMKM, koperasi, startup dan pemerintah daerah.

KADIN juga memiliki KADIN Tech Hub yang menjembatani solusi atas persoalan digitalisasi yang dihadapi UMKM. Ada juga KADIN International Trading House yang menjadi penengah dalam menghubungkan pelaku UMKM dengan pasar global dan domestik,

Di bidang pertanian, Kadin memiliki program pendampingan UMKM dengan skema close loop yang ditujukan untuk membina para petani seperti dilakukan para petani hortikultura di Garut, Jawa Barat. Arsjad mengatakan skema inclusive closed loop bertujuan meningkatkan produksi komoditas pangan secara berkelanjutan.

Skema inclusive closed loop terdiri dari praktik pertanian, penyediaan akses bibit dan pupuk unggul, dukungan pendanaan, dan pendidikan literasi keuangan, serta dibarengi dengan dukungan teknologi tepat guna dan jaminan pembelian (offtaker) oleh perusahaan yang memberikan pendampingan.

Pendampingan itu meningkatkan produktivitas hingga 12 – 15% dan memberikan keuntungan signifikan sebesar Rp120 juta per periode panen. Keuntungan tersebut naik 27% setelah tersentuh program kemitraan melekat tersebut.

“Program inklusif close loop diharapkan dapat meningkatkan ketangguhan petani di Indonesia, di tengah tantangan inflasi dan perubahan iklim,” ujar Arsjad.

Program KADIN lainnya adalah pertanian cabai yang digerakkan oleh perusahaan rintisan Crowde di Ciawi, Bogor. Crowde bekerja sama dengan BUMDes dan Kadin membantu petani berproduksi dan membuka akses pasar mereka.

Crowde memberikan pendampingan melibatkan para ahli, sarana produksi pertanian melalui mitra toko tani, serta membuka akses pasar yang didukung oleh 158 mitra off-taker Crowde yang menyalurkan hasil panen ke kanal retail modern dan industri pengolahan.

Dengan pendampingan intensif menggunakan teknologi, terjadi ekspansi penanaman lima kali, dari 1 hektare menjadi 5 hektare dan menghasilkan kenaikan pemasaran dua kali lipat, dari Rp30 juta per hektare menjadi Rp60 juta per hektare.