Arsjad Rasjid Jembatani Kemitraan ASEAN dengan Tiongkok

JAKARTA–Sebagai salah satu kekuatan dalam peta ekonomi dunia, negara-negara ASEAN tidak mungkin akan mengabaikan Tiongkok. Keberadaan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, sekaligus Ketua ASEAN Business Advisory Council (BAC) 2023, Arsjad Rasjid untuk memastikan bahwa Tiongkok satu kaki dengan negara-negara ASEAN dalam hubungan dagang ke depan.

Misi tersebut disampaikan Arsjad Rasjid bersama rombongan melalui lawatannya ke Beijing, Shanghai, dan berakhir di Chendu. Rombongan Arsjad Rasjid juga bergabung bersama Presiden Joko Widodo, yang menyelenggarakan forum bisnis bersama Kamar Dagang Indonesia di China (INACHAM) pada Jumat (28/7/2023).

Arsjad menjelaskan, misi yang dibawa ke Tiongkok adalah memperkenalkan strategi investasi negara-negara ASEAN dan ekonomi berkelanjutan melalui ASEAN BAC 2023 dan tindak lanjutnya ke depan. ASEAN bertekad akan menjadi episentrum baru pertumbuhan ekonomi global, yang tidak mungkin bisa lepas dari kemitraan dan kolaborasi yang erat dengan Tiongkok.

“Diskusi kami dengan sejumlah kalangan di Tiongkok mengerucut pada perkembangan Fintech, AI, e-commerce, dan kendaraan listrik. Kami juga menyinggung soal kemitraan UMKM melalui konektivitas hubungan dagang dengan memanfaatkan perkembangan ekonomi digital saat ini,” ujar dia.

Dalam kesempatan tersebut, selaku Ketua Umum KADIN Indonesia, Arsjad Rasjid juga melakukan penandatanganan pembaruan nota kesepahaman yang telah disepakati bersama China Council for the Promotion of International Trade (CCPIT) pada 2018 lalu.

“Pembaruan tersebut akan memperkuat komitmen dan mempererat hubungan kemitraan yang telah terjalin selama ini. KADIN Indonesia dan CCPIT dapat merealisasikan komitmen itu dalam ragam hubungan dagang ke depan,” katanya.

Tahun ini Indonesia memperingati satu dekade kemitraan strategis komprehensif dengan Tiongkok. Pemerintah Indonesia berkomitmen menjaga investasi agar tetap stabil dan berjalan baik. Beberapa sektor prioritas di antaranya energi baru terbarukan (EBT), ekosistem kendaraan listrik, dan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

“Tentu kita berharap kita tak hanya menjadi pasar bagi produk Tiongkok tapi sebaliknya kita mesti menjadikan Tiongkok sebagai pasar utama dalam peningkatan ekspor produk Indonesia,” kata Arsjad.