JAKARTA–Pengusaha nasional Arsjad Rasjid, menilai kesehatan masyarakat masih menjadi tantangan Indonesia ke depan.
Arsjad mengungkapkan, ketimpangan soal kesehatan masih terjadi di Indonesia. Hal ini berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi di masing-masing daerah.
Kesehatan, lanjut Arsjad, menjadi salah satu fondasi pertumbuhan ekonomi. Ancaman gizi buruk dan busung lapar menjadi berbahaya terhadap masa depan sumber daya manusia Indonesia ke depan.
“Kesehatan dan ekonomi itu seperti simalakama. Keduanya harus secara bersamaan diperbaiki, karena akan saling erat mempengaruhi. Pendapatan masyarakat rendah akan berpengaruh pada pola asih dan asuh, yang berdampak pada penurunan kesehatan masyarakat,” ujar dia.
Arsjad menambahkan, penting untuk dapat menghadirkan faskes dan nakes di setiap daerah sebagai garda depan kesehatan masyarakat. Dari ketersediaan faskes dan nakes, masyarakat akan lebih teredukasi dengan pola sehat dan gizi seimbang, dan mudah mengakses layanan kesehatan yang dibutuhkan.
Faskes dan nakes, kata dia, merupakan subsidi pemerintah yang memotong berbagai permasalahan kesehatan. Dengan kondisi ekonomi yang tidak merata, faktor kesehatan menjadi kalah prioritas. Karena itu, kekosongan tersebut harus diisi dengan kehadiran faskes dan nakes sampai masyakat bisa mandiri.
“Kita ingin Indonesia maju dengan masyarakat yang sehat dan sejahtera. Dengan demikian, kemajuan itu bisa berkesinambungan, tidak dalam waktu singkat,” kata dia.