Arsjad Rasjid: Kita Harus Optimistis, Namun Tetap Waspada
JAKARTA–Berkaca pada ekonomi Indonesia saat ini yang terus mencatatkan pertumbuhan positif, Indonesia seyogyanya optimistis menyambut tantangan ekonomi tahun depan. Resesi ekonomi global akibat konflik geopolitik sebaiknya disikapi secara waspada dan tidak perlu ditakuti secara berlebihan.
Demikian intisari dari perspektif Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Arsjad Rasjid ketika menjadi salah satu narasumber dalam acara BCA Economic Research Forum, di Jakarta, pekan lalu.
Arsjad mengatakan, Indonesia saat ini memiliki landasan yang kuat untuk terus bertumbuh. Pada kuartal III-2022, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat mencapai 5,72%. Sementara itu, neraca perdagangan Indonesia pada Oktober surplus US$5,67 miliar atau setara dengan Rp88,29 triliun
Kendati sejumlah sektor mengalami perlambatas, imbas dari perdagangan ekonomi global yang melambat, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih ditopang oleh winning industry yang mencatatkan pertumbuhan positif. Perlambatan tersebut terutama terjadi pada sektor industri alas kaki, tekstil, dan pakaian jadi.
“Kita tak bisa menampik bahwa kondisi ekonomi global saat ini penuh ketidakpastian. Bayang-bayang perlambatan ekonomi memang ada. Kita boleh waspada, namun harus tetap optimistis. Buktinya fundamental ekonomi Indonesia masih kuat. Kita tumbuhn di atas 5%,” ujar dia.
Arsjad menambahkan, salah satu kekuatan ekonomi Indonesia tahun depan adalah daya beli masyarakat. Penetrasi pasar domestik harus terus dijaga karena mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional dengan kontribusi hingga 56%.
Karena itu, langkah terukur yang harus dilakukan adalah menjaga agar kekuatan domestik tersebut tetap harus menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi. Bahu membahu antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dengan menciptakan iklim ekonomi yang kondusif menjadi kunci utama dalam menghadapi tantangan ekonomi tahun depan.
“Setiap tantangan pasti ada peluang. Di tengah tantangan ekonomi, pelaku usaha harus berinovasi untuk memenangkan pasar. Negara kita diberkahi dengan bonus demografi yang besar. Karena itu, pelaku usaha Indonesia harus memperkuat perekonomian domestic. Pengusaha Indonesia harus menjadi pemenang di pasar dalam negeri,” kata Arsjad.