Arsjad Rasjid: Kita Tak Akan Mundur dari Ekosistem Kendaraan Listrik

JAKARTA–Indonesia memasuki fase baru dalam industri yang mengedepankan transisi energi bersih dan kendaraan listrik. Lanskap industri baru Indonesia tersebut bakal menjadi kunci dalam negosiasi bisnis ke depan yang dilakukan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia sebagai mitra strategis pemerintah.

Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan, pelaku usaha di dalam negeri diharapkan mendukung langkah konsisten pemerintah Indonesia yang akan membangun ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Seruan untuk mengintegrasikan setiap industri terkait dalam arah strategi yang sama dalam mewujudkan ekosistem tersebut seyogyanya menjadi tolok ukur dalam membangun kerja sama bisnis ke depan.

“Kami mengimbau seluruh pelaku usaha dalam negeri agar menyelaraskan kerja sama bisnis, terutama untuk industri terkait ekosistem kendaraan listrik dan baterai agar mendukung komitmen pemerintah ini. Kita sudah tidak bisa mundur lagi dari kendaraan listrik dan energi bersih ke depan,” ujar Arsjad.

Berkaca pada penegasan Presiden Joko Widodo pada seremoni pembukaan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) 2022 KADIN Indonesia, yang sedang dibangun pemerintah saat ini adalah sinergi industri. Dengan bahan baku yang dimiliki seperti nikel, bauksit, tembaga, dan timah, Indonesia dapat membangun ekosistem kendaraan listrik.

Jokowi bahkan menegaskan, produsen besar kendaraan listrik di Indonesia akan bergantung pada Indonesia karena negara ini akan menguasai 60% pangsa pasar kendaraan listrik. Karena itu, hilirisasi bahan galian menjadi harga mati karena memberikan nilai tambah yang besar bagi ekonomi nasional.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Indonesia harus menjadi produsen lithium kedua terbesar di dunia. Selain memiliki nikel, Indonesia memiliki hydropower, dan energi hijau. Potensi yang komplit tersebut tidak dimiliki oleh negara-negara lain. Karena itu, Indonesia jangan mau didikte oleh negara lain.

Seperti diketahui, pemerintah Indonesia juga sudah menetapkan target memproduksi 600 ribu mobil listrik dan 2,45 juta kendaraan roda dua listrik pada 2030. Selain itu, Indonesia juga sedang mendisain produksi baterei untuk kendaraan listrik melalui cadangan nikel yang ada di Indonesia.

Arsjad mengatakan, pihaknya akan terus mendorong dan mensosialisasikan kepada setiap investor yang datang ke Indonesia fase baru dari arah strategi perekonomian Indonesia. Transisi energi, energi terbarukan, dan ekonomi berkelanjutan menjadi fokus pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.

“Karena itu, setiap investasi yang masuk ke Indonesia seyogyanya fokus pada sektor-sektor integratif yang mendukung terwujudnya ekosistem ekonomi baru tersebut,” katanya.