Arsjad Rasjid: Menguji Titik Balik Perusahaan untuk Masa Depan Hijau

JAKARTA–Menyusul transisi global untuk masa depan yang hijau dan berkelanjutan yang semakin gencar, penting bagi perusahaan saat ini untuk mengantisipasi perubahan tersebut melalui transformasi. Perusahaan jangan sampai terlambat melakukan transformasi dan akhirnya terdisrupsi oleh perubahan yang bakal cepat melanda dunia secara global.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan, setelah disrupsi yang digiring oleh digitalisasi, gelombang disrupsi berikut adalah transisi masa depan hijau dan berkelanjutan di berbagai sektor, seperti energi hijau, ekonomi sirkular, maupun green job.

Usaha-usaha konvensional yang saat ini berkembang dan sifatnya ekstraktif serta menggunakan energi tak terbarukan yang tidak ramah lingkungan pelahan-lahan bakal ditinggalkan. Era energi bersih mulai bermunculan secara masif dan ekonomi sirkular melahirkan berbagai lahan kerja baru yang sama sekali berbeda dengan kondisi saat ini.

Arsjad menambahkan, dengan adanya transisi global tersebut, green job saat ini bertumbuh pesat mencapai 38% sejak 2015. Angka tersebut akan terus bergerak sejalan dengan kesadaran global untuk menciptakan bisnis-bisnis baru yang berlandaskan pada visi hijau dan berkelanjutan.

“Apabila angka tersebut terus bergerak, kita akan kekurangan tenaga kerja di sektor green job. Demand yang tinggi di ekonomi hijau, sedangkan ketersediaan tenaga kerjanya sedikit. Dengan adanya gap tersebut, disrupsi ekonomi akan memicu revolusi sosial, yang tidak diinginkan banyak pihak,” ujar dia.

Arsjad menambahkan, perusahaan dapat berkontribusi untuk memperkecil gap tersebut dengan segera melakukan transformasi. Pertama-tama, transformasi yang dilakukan adalah dengan melakukan diversifikasi atau ekspansi usaha pada sektor ekonomi hijau sesuai dengan tren transisi global saat ini.

Di samping itu, perusahaan juga dapat membantu penyediaan kapasitas sumber daya yang memadai dan cocok dengan tuntutan ekonomi hijau tersebut melalu reskilling karyawan. Inisiatif tersebut dapat memacu peralihan skill yang dimiliki karyawan saat ini menjadi relevan dengan tuntutan green job untuk ekonomi hijau.

“Berbagai manfaat dapat dipetik dari inisiatif perusahaan tersebut, di antaranya mengantisipasi kekurangan tenaga kerja, efisiensi karena perusahaan tidak perlu perekrutan baru, meningkatkan loyalitas dan kepuasan karyawan, serta menurunkan resistensi karyawan,” kata dia.