Arsjad Rasjid: Sektor Swasta Siap Dukung Net Zero Emission
JAKARTA–Sebagai Host of B20, KADIN terus mendorong keterlibatan berbagai pihak, terutama sektor swasta untuk mewujudkan target Net Zero Emission (NZT).
Komitmen tersebut disampaikan Ketua Umum KADIN Arsjad Rasjid dalam pertemuan dengan sejumlah pihak, di antaranya dengan UNDP Regional Director APAC Kanni Wignaraja, UNDP Resident Representative Indonesia Norimasa Shimomura, dan Asosiasi Produsen Listrik Swasta Indonesia (APLSI) selama Oktober 2022 ini.
Arsjad menegaskan, sektor swasta merupakan salah satu stakeholder utama dan memiliki peran yang krusial dalam mewujudkan komitmen NZT pada 2030. Semakin banyak pelaku usaha terlibat dalam gerakan NZT, target dari NZT 2030 tersebut dapat tercapai tahap demi tahap.
“Kami menegaskan rencana untuk mempererat keterlibatan sektor swasta dalam perjalanan menuju NZE, pembiayaan untuk mewujudkan SDG 2030, dan solusi mengentaskan masalah pembangunan global,” kata Arsjad di hadapan perwakilan UNDP.
Arsjad menambahkan Indonesia telah serius mematok target penurunan emisi karbon menuju NZE pada 2030. Dari target yang ditetapkan sebelumnya sebesar 31,8%, Indonesia merevisi target tersebut menjadi 29% pada 2030 dengan upaya sendiri dan 43,2% dengan bantuan internasional.
“Komitmen pemerintah ini layak diapresiasi, tetapi Indonesia harus bergerak lebih cepat dan lebih agresif lagi dari komitmen normatif tersebut,” ujar Arsjad.
KADIN menyadari bahwa perusahaan Indonesia tidak punya pilihan selain ikut berubah. Kata Arsjad proses transisi ini sendiri memang tidak mudah. Melalui inisiatif Kadin Net Zero Hub (NZH) yang dicanangkan pasca-COP 26 di Glasgow tahun 2021, Kadin membantu perusahaan nasional dalam melakukan transisi menuju perusahaan bebas emisi karbon atau lazim disebut net zero company.
KADIN Indonesia, kata Arsjad, telah menginisiasi beberapa program yang selaras dengan target net zero emission 2060 itu. Salah satunya adalah KADIN net zero hub yang membantu perusahaan nasional dalam melakukan transisi menuju perusahaan bebas emisi karbon.
Arsjad mengatakan inisiatif Kadin NZH mendapatkan dukungan yang sangat besar dari mitra kerja dalam dan luar negeri. Ini menunjukkan besarnya peran Indonesia, sebagai salah satu negara penghasil emisi karbon terbesar di dunia, dalam agenda transisi global. Saat ini, melalui Kadin NZH, sebanyak 30 perusahaan nasional sudah berniat untuk berkomitmen (intent to pledge) untuk bertransisi menjadi net zero company.
“Kita sudah menetapkan sebuah visi bangsa yang hebat, babak baru suatu bangsa yang akan berumur 100 tahun. Namun, bagaimana Indonesia bisa bertransisi menjadi suatu negara maju berpendapatan tinggi mulai tahun 2045 bukan hanya kerja dan tanggung jawab satu pihak saja. Diperlukan kerja sama pemerintah, swasta, dan publik dalam perjalanan ini,” kata Arsjad.
Pada pertemuan terpisah, Asosiasi Produsen Listrik Swasta Indonesia (APLSI) telah menyatakan komitmen untuk terlibat dalam inisiatif untuk mewujudkan NZE. Keterlibatan tersebut dilakukan dengan bergabung bersama platform Mekanisme Transisi Energi (ETM), dengan target pengurangan fasilitas emisi seperti memensiunkan dini PLTU di Indonesia, dan pengembangan fasilitas energi hijau.
Arsjad juga mengajak pelaku usaha di Indonesia untuk terlibat dalam inisiatif KADIN Net Zero Hub, yang mendorong pelaku usaha dalam mewujudkan komitmen menjadi perusahaan emisi nol bersih selambat-lambatnya hingga 2060.
Melalui inisiatif tersebut, perusahaan diminta untuk melaporkan secara berkala setiap tindakan yang dilakukan terkait ESG, transisi energi, dan dampaknya untuk lingkungan dan masyarakat.
“Ini adalah inisiatif yang bercirikan gotong royong dari sektor swasta bersama dengan pemangku kepentingan lainnya, seperti pemerintah, lembaga keuangan, universitas, dan NGO dalam mengakselerasi tercapainya ekosistem NZE,” kata Arsjad.