JAKARTA — Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC), Arsjad Rasjid menyerukan pentingnya kolaborasi untuk memperkokoh ketahanan kesehatan di seluruh wilayah ASEAN. Menurut Arsjad, kemitraan publik dan swasta yang lebih besar sangat diperlukan untuk memperkuat sektor kesehatan di kawasan Asia Tenggara tersebut.
Arsjad menjelaskan, pandemi Covid-19 yang melanda dunia, mengingatkan kepada kita semua bahwa penguatan infrastruktur kesehatan harus menjadi prioritas bersama.
“Untuk itu, ASEAN-BAC menjadikan ketahanan kesehatan sebagai salah satu isu prioritas. Pada sisi regional, Indonesia juga telah mengesahkan Undang-undang Omnibus Reformasi Kesehatan. Dengan undang-undang ini, Indonesia siap terbuka terhadap investasi dalam penelitian dan pengembangan, pengembangan pasar baru dan manufaktur, serta meningkatkan pelayanan di sektor kesehatan,” kata Arsjad.
Pascapandemi Covid-19, Arsjad Rasjid juga mengingatkan pentingnya aksi bersama untuk meredam kasus hepatitis yang masih tinggi. Hari Hepatitis Sedunia yang diperingati setiap 28 Juli, disebut Arsjad, bisa menjadi momentum bersama untuk memberantas hepatitis yang merupakan salah satu ancaman utama kesehatan warga di seluruh dunia.
Mengusung One Live, One Liver, peringatan pada tahun ini menyoroti fungsi kritis hati bagi kesehatan manusia yang dapat terancam atas infeksi hepatitis.
Menurut data World Health Organization (WHO), hepatitis yang berarti pembengkakan hati, telah menyebabkan satu juta orang meninggal saban tahunnya. Satu infeksi kronis bahkan terjadi setiap 10 detik di seluruh dunia.
WHO juga memperkirakan sekitar 125 juta orang hidup dengan hepatitis kronis. Jika tidak diobati, kondisi ini menyebabkan kesehatan yang semakin parah.
“Virus hepatitis mempengaruhi jutaan orang di wilayah ASEAN. Data 2019 dari Global Burden of Disease (GBD), khusus untuk ASEAN, Indonesia, Kamboja, dan Vietnam menjadi tiga besar negara yang memiliki angka kematian tertinggi akibat virus ini. Indonesia mencapai 2,14 per 100.000 penduduk, diikuti Kamboja 1,87 dan Vietnam 0,7,” kata Arsjad.
Adapun delapan negara ASEAN lain, yakni Kamboja, Vietnam, Brunei, Malaysia, Laos, Myanmar, Thailand, Filipina, dan Singapura memiliki angka kematian kurang dari 1 per 100.000 penduduk.
Berkomitmen untuk memperkuat ketahanan kesehatan, ASEAN-BAC pun menjadikan isu ini sebagai prioritas utama. Diungkapkan Arsjad, ASEAN-BAC akan terus mempromosikan lingkungan bisnis yang berkembang dan kuat melindungi kesehatan dan kesejahteraan warga ASEAN.