Arsjad Rasjid: Stop Judi Online!

JAKARTA ― Pengusaha nasional, Arsjad Rasjid mendukung upaya pembarantasan judi online yang marak mengiasi ruang digital. Arsjad bilang, langkah tegas harus dilakukan untuk menghentikan praktik ini, karena membawa dampak buruk di masyarakat, termasuk menghancurkan ekonomi.

Arsjad mengungkapkan, perputaran uang judi online tergolong jumbo. Hampir menyentuh angka Rp 200 triliun. “Besar banget, Rp 200 triliun,” ujar Arsjad melalui tayangan video yang diungggah di akun media sosialnya, Sabtu (14/10) lalu.

Dalam hitungannya, uang sebesar Rp 200 triliun itu jika dimasukkan dalam anggaran pendidikan, setara dengan dana BOS untuk 28 juta siswa di Indonesia. Selain itu, Rp 200 triliun juga bisa digunakan untuk membangun lebih dari 1.300 rumah sakit.

Arsjad juga menyoroti perputaran uang yang sangat besar, namun tidak tercatat ke dalam kas negara. Ia menyebutkan, dalam ilmu ekonomi, aktivitas ilegal ini dikenal sebagai underground economy atau shadow economy.

“Istilah ini merujuk pada barang atau jasa yang tidak dilaporkan kepada pemerintah sehingga berada di luar jangkauan pemungut pajak dan regulator,” papar Arsjad yang kini dipercaya memimpin Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Presiden tersebut.

Ia pun menyayangkan korban judi online menyasar kelompok masyarakat rentan, termasuk anak-anak SMP ikut kecanduan.

Arsjad prihatin, akun-akun judi online bahkan dipromosikan oleh influencer, para figur publik yang selama ini menjadi idola masyarakat.

“Fenomena judi online telah merusak tatanan hidup masyarakat kita. Banyak yang ekonominya hancur hingga depresi,” jelasnya.

Yang juga mengerikan, banyak warga negara Indonesia terjebak human trafficking. Mereka ditawari pekerjaan, namun ternyata dibawa ke suatu tempat, dipaksa bekerja menjalankan judi online dan kadang melakukan tindak penipuan.

“Sedih sekali. Jika dibiarkan terus-menerus bagaimana kita bisa menyongsong Indonesia Emas. Bagaimana kita bisa sejahtera, bisa makmur. Jadi, pikirkan,” tandas Arsjad.