Arsjad Rasjid Tawarkan 3 Solusi Strategis Dunia Usaha Hadapi Gejolak Krisis Global

JAKARTA–Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Arsjad Rasjid menyatakan dunia usaha harus mempersiapkan diri dalam mengantisipasi kemungkinan akibat ketidakpastian kondisi saat ini. Kondisi di mana ekonomi tidak stabil akibat Perang Rusia dan Ukraina yang menyebabkan kenaikan harga pangan dan energi, serta ancaman resesi global.

Pesan Arsjad kepada dunia usaha itu disampaikan ketika membuka Musyawarah Nasional Jaringan Pengusaha Nasional (JAPNAS) di Jakarta, Rabu (24/8/2022). Musyawarah Nasional ini dihadiri oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi, Ketua Umum JAPNAS Bayu Priawan Djokosoetono, Ketua Dewan Pengawas PP JAPNAS Harry Warganegara Harun, serta pengurus JAPNAS seluruh Indonesia.

Arsjad mengatakan, KADIN melihat beberapa langkah strategis yang bisa dilakukan oleh dunia usaha sebagai solusi menghadapi situasi sekarang. Langkah pertama, kata Arsjad, selalu berinovasi dan beradaptasi dengan keadaan saat ini melalui transformasi digital.

“Di masa pandemi COVID-19, digitalisasi telah terbukti mampu menguatkan resiliensi dan menjadi tren yang dapat dijadikan pedoman bagi industri untuk bertahan, karena meningkatkan peluang bisnis dan daya saing perusahaan,” ujar Presiden Direktur Indika Energy tbk ini.

Kedua, lanjut Arsjad, mengurangi ketergantungan impor dengan substitusi bahan baku domestik dan meningkatkan rantai nilai produksi dalam negeri. Langkah strategis lainnya adalah memetakan potensi ekspor yang dimiliki dan membuka pasar ekspor baru.

“Berdayakan teknologi informasi dan pasar digital secara optimal untuk membangun kemitraan,” ujar Arsjad.

Langkah strategis itu sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai lima agenda besar Indonesia Maju, yaitu hilirisasi dan industrialisasi sumber daya alam; optimalisasi sumber energi bersih dan peningkatan ekonomi hijau; penguatan perlindungan hukum, sosial, politik, dan ekonomi untuk rakyat; digitalisasi ekonomi agar usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM); serta keberlanjutan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Arsjad menambahkan pelaku industri tidak dapat berjalan sendiri dalam menghadapi tatangan global itu. Kata Arsjad, peran pemerintah dibutuhkan sebagai key enabler dalam menciptakan iklim perekonomian yang kondusif.

KADIN, lanjut Arsjad, mengapresiasi upaya Pemerintah dalam memberikan kepastian hukum dan kemudahan usaha bagi investor maupun pengusaha melalui UU Cipta Kerja. Pemerintah juga terus berupaya untuk meminimalisir dampak-dampak resesi global dengan membuat kebijakan yang seimbang.

“Bauran kebijakan moneter dan fiskal yang tepat dibutuhkan untuk menciptakan stabilitas ekonomi dan menggerakkan dunia usaha,” ucap Arsjad.

Arsjad mengatakan perekonomian Indonesia berjalan sangat baik melewati peperangan melawan pandemi dan ekonomi. Beberapa indikator ekonomi memperlihatkan ketangguhan Indonesia dibandingkan negara lain di dunia.

Pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2022 mencapai 5.44% (yoy). Selain itu, ekspor mengalami peningkatan sebesar 19.7% di kuartal II (yoy). Sementara investasi di Q2 2022 juga mengalami peningkatan sebesar 35.5% (yoy) dengan nilai Rp302,2 triliun, rekor tertinggi dalam 10 tahun terakhir

“Melihat pencapaian ini, tentunya tidak lepas dari peran pengusaha Indonesia yang resilien dan tahan banting dari berbagai tantangan disaat pandemi dan pasca pandemi,” ujar Arsjad.

Arsjad berhadap Musyawarah Nasional JAPNAS dapat bersama-sama mencari solusi terbaik bagi Indonesia untuk mengantisipasi tantangan masa depan. Musyawarah ini juga diharapkan enghasilkan langkah kerja yang konkret untuk memajukan perekonomian Indonesia menuju Indonesia Emas dimana di tahun 2045, Indonesia dicanangkan menjadi negara berkekuatan ekonomi terbesar ke-4 di dunia.