Arsjad Rasjid: UMKM Harus Naik Kelas

JAKARTA–Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Arsjad Rasjid mengatakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia harus naik kelas. Indonesia mempunyai potensi basis ekonomi nasional yang kuat karena jumlah UMKM terutama usaha mikro yang sangat banyak dan daya serap tenaga kerja sangat besar.

Arsjad Rasjid mengatakan orang Indonesia harus bangga menggunakan produk-produk dalam negeri. Bagi Arsjad, produk UMKM Indonesia sangat berkualitas dan berdaya saing, tak kalah dengan produk luar negeri. “UMKM harus naik kelas. Kita harus bangga dengan produk lokal,” kata Arsjad, Selasa (13/9/2022).

Ajakan menggunakan produk dalam negeri ini juga selaras dengan instruksi Presiden Joko Widodo yang selalu meminta untuk membeli produk dalam negeri, termasuk lewat anggaran negara.

Presiden mengatakan belanja produk-produk lokal oleh pemerintah pusat, daerah, dan BUMN sudah mencapai Rp400 triliun. Jumlah itu sudah mencapai target yang ditetapkan kepala negara yakni 40 persen dari potensi belanja tahun ini yang secara total mencapai Rp1.071,4 triliun.

Pembelian produk dalam negeri akan mengangkat pelaku UMKM sehingga turut menggerakkan perekonomian nasional. Arsjad Rasjid mengatakan Indonesia mempunyai potensi basis ekonomi nasional yang kuat karena jumlah UMKM terutama usaha mikro yang sangat banyak dan daya serap tenaga kerja sangat besar.

“Namun, itu saja tidak cukup karena banyaknya tantangan yang dihadapi UMKM, terutama di era pandemi ini,” kata Arsjad.

Beberapa tantangan yang kerap dihadapi UMKM antara lain akses permodalan dan bahan baku, akses pemasaran termasuk memperluas pasar nasional dan menembus pasar ekspor serta perluasan cakupan wilayah jangkauan melalui digitalisasi UMKM.

“KADIN Indonesia mempunyai program untuk melindungi dan membantu UMKM serta industri kreatif dalam menghadapi tantangan itu,” ucap Presiden Direktur Indika Energy, Tbk ini.

Arsjad mengatakan, KADIN Indonesia sudah memiliki beberapa program dan solusi konkret termasuk transformasi digital salah satunya membuat platform WIKI UMKM atau wikiwirausaha.id. Platform ini adalah ekosistem digital yang menjadi tempat dan wadah diskusi, mencari solusi, pelatihan yang Februari lalu diluncurkan.

Platform ini menjadi jembatan penghubung UMKM, koperasi, startup atau pemerintah daerah terkait pemberdayaan UMKM dan juga masalah rantai pasok. KADIN Indonesia yang memiliki jaringan di seluruh daerah punya potensial untuk mengambil peran sebagai motor perubahan dan penggerak digitalisasi melalui platform ini.

Selain itu, KADIN Indonesia juga memiliki Platform KADIN Tech Hub. Platform ini mempertemukan perusahaan yang memiliki masalah dengan ekosistem yang dapat memberikan pengembangan solusi terintegrasi atas masalah yang dihadapi terkait digitalisasi dengan semangat ekonomi kolaborasi.

“Ini semacam hub, tempat berinteraksi, berdialog, berbagi ide gagasan kolaboratif untuk mendukung dan membantu perusahaan terutama UMKM dalam meningkatkan kualitas, kapasitas digitalisasi agar mampu berkompetisi di era digital ini dan mencapai tujuan SDG’s yang ingin menghilangkan kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi,” ujar Arsjad.

Arsjad menambahkan, KADIN Indonesia mendukung kebijakan Presiden Jokowi yang menyampaikan arahan untuk percepatan 1 juta UMKM onboarding platform pengadaan barang dan jasa pemerintah (LKPP) per tahun dan ini didorong mulai 2022.

“Kami yakin semakin banyak jumlah UMKM yang bertransformasi digital akan menjadi pondasi bagi Indonesia untuk dapat mengoptimalkan potensi ekonomi digitalnya, dan pada tahun 2030 akan mencapai Rp4.531 triliun,” kata Arsjad.