ASEAN-BAC Optimalkan Potensi Ekonomi dan Investasi di ASEAN

JAKARTA — Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Arsjad Rasjid memastikan akan terus mengoptimalkan potensi ekonomi dan investasi di kawasan Asia Tenggara. Untuk melapangkan jalan tersebut, ASEAN-BAC pun ikut meletakkan pondasi kokoh yang dapat dijadikan sebagai rujukan dalam menarik investasi.

Dengan demikian, ikhtiar untuk mewujudkan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi melalui sektor swasta, bisa terwujud.

“Asia Tenggara terbukti memiliki potensi yang sangat besar. Pada 2023, pertumbuhan produk domestik bruto di kawasan makin sehat dan telah kembali ke posisi sebelum pandemi. Para kepala negara yang kami temui juga mengakui langkah-langkah konkret ASEAN BAC,” kata Arsjad.

Asia Tenggara, ungkap Arsjad, memiliki potensi dan peluang bisnis yang sangat menjanjikan di bidang pertanian dan pangan, ekonomi digital, serta kesehatan swasta-publik. Selain itu, kawasan ini juga memiliki potensi pertumbuhan ekosistem perdagangan kendaraan listrik, ekosistem kendaraan listrik, mobilisasi pasar karbon, dan sistem pembayaran QR regional.

Jika ditilik, pada 2010, investasi asing langsung atau Foreign Direct Investment (FDI) di Asia Tenggara hanya sekitar USD 23 miliar. Namun pada 2021, jumlah tersebut melonjak menjadi USD 47 miliar.

Selain itu, Asia Tenggara juga memiliki keunggulan sumber daya energi alam yang sangat besar untuk memenuhi permintaan energi global. Di samping itu, ekonomi digital ASEAN diproyeksikan mampu berkembang secara signifikan dari USD 194 miliar pada 2022, menjadi USD 330 miliar pada 2025.

“Saya pastikan keunggulan-keunggulan ASEAN adalah nyata dan sudah terbukti. Bisnis yang kami ciptakan juga memberikan harapan pertumbuhan yang jelas,” tutur Arsjad.

Saat ini ASEAN-BAC tengah memperkuat ASEAN Tariff Finder. Ini merupakan sebuah platform online yang dirancang untuk mendukung para pelaku usaha dalam memaksimalkan manfaat dari perjanjian Free Trade Agreement (FTA) yang telah diselesaikan.

Termasuk, di dalamnya Association of Southeast Asian Nations Trade In Goods Agreement (ATIGA), FTA ASEAN+1, Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), dan FTA bilateral yang diselesaikan oleh negara anggota ASEAN.