JAKARTA — Di kancah global, ASEAN berkomitmen untuk terus menjaga dan menjalin kerja sama yang inklusif dengan semua negara.
Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC), Arsjad Rasjid mengungkapkan, negara-negara di kawasan Asia Tenggara tidak ingin menjadi bagian dalam persaingan antar poros ekonomi dunia, termasuk Washington dan Beijing.
“ASEAN ingin bekerja sama dengan semua negara karena kami ingin berbisnis untuk kesejahteraan rakyat,” kata Arsjad Rasjid saat berbincang dengan Wang Guan dari CGTN dalam program Reality Check, Selasa (1/8).
Kepada Arsjad, Wang menayakan sikap ASEAN terkait perang ekonomi Tiongkok-Amerika. Juga tentang negara-negara ASEAN yang diminta untuk melabeli produk mereka dengan Tiongkok dan non-Tiongkok.
Arsjad menjelaskan, ASEAN, juga Indonesia, ingin terlibat dalam setiap perubahan rantai pasok akibat persaingan ekonomi tersebut.
“Karena tujuan kami adalah untuk kesejahteraan rakyat, maka untuk menciptakannya kami juga harus memastikan pertumbuhan ekonomi di negara kami,” terangnya.
Dalam aktivitasnya, sambung Arsjad, dunia usaha harus mampu menciptakan pendapatan. Karena, dari sinilah dampaknya akan dirasakan langsung oleh rakyat.
Kendati menyayangkan terjadinya persaingan tersebut, namun Arsjad Rasjid memastikan ASEAN akan tetap tangguh menghadapi situasi ini. “ASEAN harus adaptif, inovatif, dan tangguh,” tuturnya.
Sebelumnya, Arsjad Rasjid yang juga Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengungkapkan akan terus mendorong ASEAN sebagai pusat pertumbuhan dunia.
Di sisi lain, ASEAN-BAC yang merupakan wadah dari pebisnis seluruh negara anggota ASEAN berkomitmen membantu mewujudkan sentralitas ASEAN sebagai visi utama kawasan ini.
“ASEAN harus memperkuat diri dan harus menjadi bagian dari kekuatan ekonomi dunia. ASEAN harus bisa bersatu untuk bisa menjadi supply chain of the world,” katanya.