ASEAN Punya Posisi Strategis Dorong Pemulihan Dunia

JAKARTA–Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, sekaligus Ketua ASEAN Business Advisory Council (BAC) 2023 menyatakan ASEAN memiliki posisi yang strategis untuk mendorong pemulihan dunia.

Hal ini berangkat dari posisi strategis negara-negara ASEAN dalam memainkan peran sebagai pusat episentrum baru global, baik untuk pertumbuhan ekonomi, maupun untuk transisi energi, ketahanan pangan, dan kesehatan.

Arsjad mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi ASEAN pada tahun 2023 diperkirakan mencapai 4,5%, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan hanya 2,9%.

Pertumbuhan ekonomi ASEAN yang lebih tinggi ini didukung oleh sejumlah faktor, antara lain pemulihan ekonomi global yang terus berlanjut. Hal itu mendorong permintaan ekspor dari negara-negara ASEAN.

Faktor pendukung lainnya adalah kinerja ekonomi domestik yang solid di beberapa negara ASEAN, seperti Malaysia, Vietnam, Filipina, dan Indonesia. Pertumbuhan ekonomi di ASEAN juga didukung oleh pemulihan konsumsi rumah tangga yang didukung oleh peningkatan lapangan kerja dan daya beli.

Dari segi sektoral, pertumbuhan ekonomi ASEAN didorong oleh sektor manufaktur, jasa, dan pertanian. Sektor manufaktur diperkirakan tumbuh 7,4%, sektor jasa tumbuh 4,9%, dan sektor pertanian tumbuh 2,2%.

Secara regional, Malaysia diperkirakan menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di ASEAN, yaitu sebesar 8,7%. Diikuti oleh Vietnam (8%), Filipina (7,6%), Indonesia (5,3%), Singapura (3,8%), Thailand (3,7%), dan Myanmar (3,6%).

“Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi ASEAN diperkirakan akan tetap solid pada tahun 2023, dan menjadi salah satu kawasan ekonomi yang tumbuh paling cepat di dunia. Semua orang tidak menyangka ASEAN bisa seperti itu, dan ini adalah modal utama untuk menggerakkan dunia,” katanya.

Dalam sideline ASEAN BAC 2023, Arsjad juga menyerahkan dokumen ASEAN Business Roadmap Towards Epicentrum of Growth sebagai roadmap menuju ‘ASEAN 2045’ kepada Presiden Jokowi.

Dalam roadmap tersebut, ASEAN mengusung lima isu prioritas, yaitu transformasi digital (digital transformation), pembangunan berkelanjutan (sustainable development), ketahanan kesehatan (health resilience), ketahanan pangan (food security), serta memfasilitasi perdagangan dan investasi (trade & investment) yang diprioritaskan untuk meningkatkan peran strategis pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di negara-negara anggota ASEAN.

Arsjad menegaskan, pemulihan dunia berikut yang digerakkan oleh ASEAN adalah penegasan pada prinsip-prinsip utama pembangunan berkelanjutan. Hal ini tertuang dalam nilai-nilai fundamental 5P, yaitu People, Planet, Prosperity, Peace, dan Partnership. Dengan fondasi 5P tersebut, ASEAN-BAC fokus pada sentralitas, inovasi, dan inklusivitas, yang tidak meninggalkan siapa pun di belakang.

“5P juga menjadi landasan kokoh untuk transisi energi, melawan pemanasan global, memperkuat ketahanan pangan dan kesehatan, serta meneguhkan komitmen untuk membangun ASEAN menuju Net Zero Emission. Dengan cara demikian, ASEAN berperan memulihkan dunia dari ancaman pemanasan global,” kata dia.