JAKARTA–ASEAN sebagai episentrum ekonomi global kini memasuki babak baru dengan munculnya komitmen bersama Indonesia dan Filipinan dalam mengembangkan ekonomi kawasan berbasis kendaraan listrik.
Komitmen tersebut mencuat setelah Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Arsjad Rasjid, yang juga adalah Ketua ASEAN Business Advisory Council (BAC) 2023 berkunjung untuk kedua kalinya ke Filipina pada pekan lalu.
Dalam rangkaian roadshow kedua ke Filipina tersebut, rombongan KADIN Indonesia di bawah pimpinan Arsjad Rasjid bertemu dengan sejumlah perwakilan pemerintah, pelaku bisnis, dan industri Filipina di antaranya Menteri Komunikasi dan Informatika Sec Ivan Uy, Penasihat Presiden Bidang Investrasi dan Perekonomian Frederick Go, President & CEO GXI Renren Reyes, anggota dewan ASEAN-BAC Filipina Joey Consepcion, Management Association Filipina Atty du Baladad, dan Presiden & CEO Ayala Corporation Cezar P Consing.
Arsjad mengatakan, dalam lawatan kedua tersebut, pihaknya mengeksplorasi berbagai potensi kemitraan antara Indonesia dan Filipina. Salah satunya adalah hilirisasi nikel dan ekosistem kendaraan listrik. Pasalnya, potensi sumber daya nikel dari Indonesia-Filipina dapat mencapai 50% dari total suplai nikel dunia.
Dari catatan keberhasilan saat ini, Indonesia mencatat nilai tambah dari hilirisasi nikel dalam bentuk ekspor besi dan baja, nikel matte, dan mixed hidrate precipitate sebesar US$20 juta. Total peningkatan nilai tambah hilirisasi nikel mencapai US$20,8 miliar pada 2021.
“Kemitraan kedua negara dalam mengintegrasikan ekosistem kendaraan listrik dari cadangan nikel yang dimiliki akan mendorong ASEAN menjadi episentrum dalam pengembangan energi bersih yang bertumpu pada kendaraan listrik. Ini wajah nyata dari cita-cita bersama ASEAN BAC 2023,” ujar dia.
Arsjad menambahkan, selain kemitraan untuk kendaraan listrik, pihaknya juga mengkaji berbagai proyek dalam kaitan dengan pemulihan pasca pandemi, ekonomi diital, dan ekonomi hijau. Kemitraan yang erat, bai kantar sektor swasta maupun publik dan swasta sangat diperlukan sebagai upaya memperkuat integrasi ekonomi regional ASEAN.
“Sama seperti di B20 lalu, kami berharap bahwa saat berlangsung ASEAN BAC 2023, akan lahir berbagai proyek kemitraan dan investasi intra-ASEAN. Hal ini akan mendorong terciptanya konektivitas yang diinginkan untuk membangun kawasan ASEAN menjadi episentrum ekonomi global,” tegas dia.