Bawa Indonesia ke Standar Global, KADIN Gandeng Swiss Perkuat Vokasi Tenaga Kerja
JAKARTA–Bonus demografi yang dimiliki Indonesia bakal menjadi sentimen positif untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional apabila dikelola dengan strategi pengembangan yang terukur. Apalagi sejumlah kerja sama multilateral dan bilateral terbuka lebar, sehingga memungkinkan tenaga kerja terampil Indonesia terekspos ke dunia kerja internasional.
Hal ini disadari penuh oleh Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia yang menandatangani dua nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) bersama dua institusi terkemuka asal Swiss, di sela-sela Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum), di Davos, Swiss, Kamis (20/1/2023).
Bekerja sama dengan Swiss Federal University for Vocational Education Training (SFUVET) dan Swissmem, yaitu asosiasi terbesar industri teknik mesin dan listrik, KADIN Indonesia bakal mengundang kedua institusi tersebut untuk memperkuat vokasi pendidikan dan tenaga kerja di Indonesia.
Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan, Indonesia dikaruniai bonus demografi kurang lebih 270 juta jiwa, dengan komposisi jumlah usia produktif lebih tinggi daripada usia yang tidak produktif. Angkatan kerja yang produktif tersebut harus dimanfaatkan secara maksimal untuk pertumbuhan ekonomi nasional yang eksponensial dan menekan turun angka pengangguran.
Kehadiran kedua institusi dari Swiss tersebut, lanjut dia, bakal mendorong tersebarluasnya keahlian industri dan berkolaborasi untuk melakukan pembenahan sistem kejuruan nasional, serta membangun pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan oleh industri saat ini dan ke depan.
“Ini merupakan langkah besar dalam menerapkan model pendidikan kejuruan Swiss di negara ini untuk menciptakan pekerja dan profesional muda yang terekspose dengan standar keahlian tinggi, yang terarah pada produktivitas yang efisien dan efektif,” ujar dia.
Arsjad menambahkan, kerja sama tersebut juga memungkikan industri dan perusahaan asal Swiss mengkaji berbagai peluang investasi, termasuk membangun industri manufaktur yang terbuka pada pasar Indo Pasifik. Dengan puluhan perjanjian perdagangan bebas multilateral dan bilateral dengan pihak internasional, Indonesia menjadi oase peluang di Pasifik.
Sementara itu, Indonesia juga sedang membangun Ibu Kota Nusantara yang prestisius, memiliki potensi pertumbuhan ekonomi digital yang prospektif, komitmen terhadap pengembangan energi bersih, kesehatan, dan manufaktur.
“Kami meyakinkan kedua institusi tersebut bahwa proses membuka usaha di Indonesia jauh lebih mudah saat ini dan KADIN siap memfasilitasi anggota dari kedua institusi itu untuk menggunakan semua jalur dan fasilitas bisnis yang dimiliki KADIN demi membantu kemajuan pendidikan dan tenaga kerja di Indonesia,” katanya.
Menurut Arsjad, kerja sama tersebut dapat terwujud karena komitmen KADIN untuk mendorong industri dalam negeri melakukan pembenahan dan menerapkan praktik terbaik internasional, termasuk terkait kualitas ketenagakerjaan.
“Kami bersyukur kedua institusi tersebut bersedia berkolaborasi dengan kami dalam misi kami untuk memajukan kehidupan jutaan orang di negara ini. Pendidikan vokasi adalah pilar dalam mewujudkan industri dan negara yang sejahtera. Kami gagal ketika populasi ekonomi Indonesia tidak memiliki keterampilan,” tegas dia.