JAKARTA–Setelah sukses menyelenggarakan KTT G20 dan B20, investor dari berbagai negara mulai menjajaki peluang lebih riil untuk menanamkan investasinya di Indonesia. Peluang tersebut hadir bersamaan dengan perubahan lanskap industri Indonesia yang beralih ke hilirisasi dan transisi energi bersih.
Pekan lalu, Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia menyambut kedatangan tiga delegasi dari tiga negara. Delegasi pertama datang dari Portugal, yang dipimpin oleh Sekretaris Negara terkait Perdagangan dan Investasi Internasional Bernardo Ivo Cruz. Delegasi kedua dari Jepang, yang dipimpin oleh Mantan Perdana Menteri Jepang yang juga Presiden Asosiasi Indonesia-Jepang Yasuo Fukuda, dan delegasi ketiga dari Prancis, yang dipimpin oleh Chairman Indonesia-France Business Council dari MEDEF International Philippe Louis-Dreyfus.
Kepada ketiga delegasi tersebut, Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan, pihaknya mengapresiasi kedatangan delegasi ketiga negara tersebut untuk menjajaki peluang investasi di Indonesia, bahkan ketika G20 dan B20 belum sampai lewat dari sebulan.
Indonesia saat ini, kata Arsjad, telah berkomitmen melakukan transisi energi dengan sejumlah kekayaan yang dimiliki, di antaranya potensi hydropower melalui 4400 sungai, 29 ribu megawatt panas bumi, dan potensi energi hijau mencapai 434 ribu megawatt.
Di sisi lain, Indonesia juga akan mengembangkan ekosistem industri berbasis kendaraan listrik dengan memanfaatkan sumber bahan galian nikel yang terhadap di beberapa daerah. Ekosistem kendaraan listrik tersebut membutuhkan investasi besar, terutama karena keunggulan Indonesia di bahan galian lainnya, seperti bauksit, tembaga, dan timah.
“Baik Portugal, Jepang, maupun Prancis, ketiga negara tersebut memiliki keunggulan teknologi, industri, dan investasi yang bisa menjadi landasan kerja sama bersama Indonesia ke depan. Kami mengajak ketiga delegasi tersebut untuk mewujudkan kerja sama riil terkait pengembangan energi bersih di Indonesia,” katanya.
Seperti diketahui, kerja sama dagang Indonesia-Portugal pada tahun lalu mencapai US$160 juta. Portugal juga memiliki 13 proyek investasi di Indonesia, dengan total sekitar US$1,7 juta.
Portugal menjadi salah satu negara yang unggul dalam pengembangan energi terbarukan di Eropa. Sekitar 60% energinya disumbangkan dari energi terbarukan, dan bakal menargetkan 80% pada 2028.
Sementara itu, industri otomotif Jepang telah mendominasi 90% pasar Indonesia. Merk kendaraan ternama dari Jepang menjadi konsumsi pasar otomotif Indonesia.
Melalui Honda, Suzuki, Mitsubishi, Jepang juga telah berkomitmen mengucurkan investasi US$1,2 miliar untuk pengembangan kendaraan listrik di Indonesia.
Di pihak lain, Prancis tercatat sebagai investor terbesar bagi Indonesia di antara negara-negara anggota Uni Eropa lainnya.
Arjad mengatakan, Indonesia sangat beruntung dapat belajar dari Portugal, Jepang, dan Prancis untuk mengembangkan industri berbasis transisi energi dan energi terbarukan. Pihaknya mengajak agar ketiga negara tersebut terlibat dalam komitmen Indonesia menghadirkan ekosistem kendaraan listrik dan energi bersih.
“Indonesia saat ini menjadi sangat strategis dalam hal pengembangan energi bersih dan kendaraan listrik. Kami berharap para pelaku usaha di dalam negeri dapat menangkap peluang ini dan bersama-sama bersinergi demi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan,” katanya.