JAKARTA–Dengan kepercayaan yang diberikan sebagai Keketuaan ASEAN tahun ini, Indonesia perlu belajar dari strategi negara-negara tetanga di kawasan ASEAN dalam mengembangkan UMKM. Secara jumlah, pelaku UMKM Indonesia memang jauh lebih banyak daripada negara-negara tetangga di kawasan ASEAN, namun tidak halnya dengan kinerja ekspor.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan, jumlah pelaku UMKM Indonesia yang mencapai 64 juta merupakan yang terbesar di kawasan ASEAN. Thailand memiliki 3,1 juta, Malaysia 1,2 juta, sedangkan negara-negara lain sekitar ratusan ribu. Dengan jumlah tersebut, kontribusi UMKM untuk PDB Indonesia mencapai 60,5 persen dan menyerap tenaga kerja sebanyak 99 persen.
Namun, dari sisi kinerja ekspor, UMKM Indonesia masih ketinggalan dari negara-negara di kawasan ASEAN. UMKM Indonesia saat ini berkontribusi terhadap kinerja ekspor sekitar 14,4 persen dari total ekspor Indonesia. UMKM di Singapura bisa mencapai 38 persen, Thailand 29 persen, dan Myanmar 24 persen.
“Kita masih membutuhkan usaha keras untuk mendampingi pelaku UMKM Indonesia agar bisa bersaing dengan pelaku UMKM di kawasan ASEAN. Dari sisi kapabilitas dan kapasitas, UMKM Indonesia sangat mungkin bersaing dengan UMKM negara-negara kawasan,” ujar Arsjad dalam keterangannya, Selasa (24/1/2023).
Arsjad menambahkan, dengan menjadi Keketuaan ASEAN 2023, Indonesia harus memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan kontribusi UMKM terhadap kinerja ekspor Indonesia. Kesempatan tersebut dapat dimanfaatkan untuk mendorong penetrasi produk UMKM Indonesia di kawasan ASEAN, yang dengan sendirinya akan mempengaruhi kualitas pelayanan, produk, dan SDM.
“Masalah utama pelaku UMKM Indonesia adalah soal kemauan untuk belajar dan berubah dari kondisi saat ini. Digitalisasi yang selama ini menjadi andalan masih harus terus didorong agar berpengaruh pada UMKM Indonesia. Di sisi lain, perkenalan dengan pasar luar negeri dan kualitas produk harus benar-benar didisain dan dipersiapkan,” katanya.
Seperti diketahui, pemerintah sedang gencar untuk mendorong pelaku UMKM masuk ke ranah digital. Saat ini, baru sekitar 30 persen atau 19,5 juta pelaku UMKM yang masuk ke platform digital. Tahun ini, Indonesia menargetkan sebanyak 30 juta pelaku UMKM masuk ke platform digital.
Dalam proses digitalisasi dan peningkatan kapasitas UMKM, KADIN telah menggagas plaftorm Wikiwirausaha. Platform ini menjadi jembatan penghubung UMKM, koperasi, startup atau pemerintah daerah terkait pemberdayaan UMKM dan juga masalah rantai pasok.
Wikiwirausaha diinisiasi untuk membantu UMKM mendapat informasi mengenai pelatihan dan kemitraan. Pelaku UMKM juga dapat mencari mitra melalui platform ini. Bahkan, platform ini juga dapat dijadikan forum diskusi antar pelaku UMKM.
Wikiwirausaha memungkinkan penggunanya untuk mengisi konten yang memperkaya wawasan para pelaku UMKM. Pelaku usaha juga dapat mengakses berbagai informasi, pelatihan, serta berdiskusi mulai dari literasi keuangan hingga masalah perizinan usaha.