Cara Ganjar-Mahfud Berantas Kemiskinan Ekstrem

JAKARTA–Calon Presiden Ganjar Pranowo dan Wakil Presiden Mahfud MD berkomitmen menekan angka kemiskinan menjadi 2,5 persen dan kemiskinan ektrem menjadi 0 persen. Komitmen dan strategi menekan angka kemiskinan itu tertuang dalam visi misi pasangan nomor urut tiga ini.

Ganjar-Mahfud mengusung visi besar Menuju Indonesia Unggul, Gerak Cepat Mewujudkan Negara Maritim yang Adil dan Lestari. Visi tersebut kemudian dijabarkan dalam delapan gerak cepat Ganjar dan Mahfud.

Gerak Cepat pertama adalah mempercepat pembangunan manusia Indonesia unggul yang berkualitas, produktif dan berkepribadian. Dalam point ketiga, pasangan ini menegaskan bahwa negara harus hadir dan memberikan perlindungan adaptif.

Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid mengatakan, pihaknya bertekad menjalankan amanat mengangkat kesejahteraan rakyat dengan target pengurangan kemiskinan yang jelas dan progresif. Percepatan penghapusan kemiskinan dilakukan dengan konvergensi program pusat dan daerah, serta optimalisasi dana non-APBN.

Arsjad menjelaskan, sejumlah strategi telah disiapkan untuk mencapai target kemiskinan ini. Mulai dari memperluas jumlah penduduk yang mendapat bansos menjadi 15 juta jiwa serta menyiapkan dana abadi untuk kesejahteraan sosial. Akses terhadap program tersebut cukup dengan memakai Nomor Induk Kependudukan (NIK).

“PKH akan kami tingkatkan dari 10 juta penerima menjadi 15 juta penerima. Cukup menggunakan NIK sebagai identitas tunggal yang mengintegrasikan seluruh pemberian jaminan sosial bantuan dan layanan dari Pemerintah,” ujar dia.

Selain itu kedua pasangan ini juga menjamin ada 17 juta lapangan kerja baru yang bakal dibuka.

“Kami akan memastikan penyerapan angkatan kerja baru setiap tahun, mengurangi jumlah pengangguran lewat tingkat penyerapan tenaga kerja optimal. Kami akan memastikan setiap warga cepat mendapat pekerjaan,” katanya.

Ganjar ketika menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah dinilai sukses menekan angka kemiskinan. Meski pada periode kedua kepemimpinannya harus menghadapi tantangan pandemi Covid-19.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat Kemiskinan Jawa Tengah tersisa 10,93 persen atau setara 3.83 juta jiwa. Jumlah tersebut turun dibanding tahun 2022 yang mencapai 4,1 juta jiwa.