Darurat Sampah Di Mata Pengusaha

JAKARTA–Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia sepakat untuk mendorong pengurangan dan pengelolaan sampah agar tidak menjadi beban dan penyakit pembangunan di kemudian hari.

Komitmen tersebut disambut baik oleh Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) dengan menyelennggarakan International Waste Treatment Technology (IWTT), yang bakal berlangsung pada Agustus, mendatang.

Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan, sampah menjadi darurat bagi pembangunan Indonesia karena tidak dikelola secara berkesinambungan dari hulu ke hilir. Pada sektor hulu, seharusnya rezim yang dianut adalah pengurangan penggunaan sampah dan pada sektor hilir adalah pengelolaan sampah.

Di samping itu, sampah bisa mendatangkan peluang bisnis, yang melalui ekonomi sirkular dapat membentuk skala ekonomi baru dan manfaat bagi masyarakat.

“Solusi yang kami tawarkan adalah mendorong kesadaran masyarakat untuk mengurangi penggunaan sampah serta memanfaatkan sampah untuk peluang bisnis baru. Ada berbagai macam teknologi pengolahan sampah, yang semuanya dapat melahirkan ekonomi sirkular,” ujar dia.

Seperti diketahui, berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup, volume timbulan sampah Indonesia pada tahun lalu mencapai 19,45 juta ton. Terbanyak adalah sampah sisa makanan dan plastik. Sampah plastik di laut bahkan tergolong lima besar, dengan total 56 ribu ton sampah plastik.

Menurut Arsjad, pengelolaan sampah dengan menggunakan smart waste technology mendorong bertumbuhnya industri dan pelaku bisnis baru dalam rantai pasokan ekonomi sirkular. Dengan memanfaatkan teknologi, solusi tersebut menjadi jalan tengah bagi darurat sampah di Indonesia, selain menekan penggunaan barang yang bakal menjadi sampah kemudian.