Demokrasi yang Cacat Karena Intimidasi dan Provokasi
JAKARTA–Dalam beberapa minggu terakhir, pesta demokrasi dirundung duka karena sejumlah aksi perundungan dan intimidasi terjadi terhadap pendukung paslon tertentu, termasuk terhadap pendukung paslon 03.
Setelah kejadian di Boyolali dan Klaten di Jawa Tengah, terbaru konser damai pendukung Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Purwokerto diprovokasi pendukung paslon lain. Pesta demokrasi yang seharusnya riang gembira berubah menjadi ricuh dan jatuh korban.
Ketua TPN Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid mengatakan, pihaknya sangat menyayangkan rentetan aksi perundungan, intimidasi, dan provokasi yang dilakukan pihak lain kepada pendukung paslon 03. Rentetan kejadian tersebut mencurigakan karena sistematis dilakukan kepada pendukung paslon 03.
“Kami terus berharap semua pihak bisa menahan diri dan saling menghormati perbedaan pilihan, tidak melakukan provokasi yang berujung pada kerugian kita sendiri.Pesta demokrasi harus berjalan fair, bebas, dan tanpa tekanan,” ujar dia.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menegaskan, pihaknya bersama capres Ganjar Pranowo rajin turun ke Jawa Tengah dan Jawa Timur karena di kedua daerah tersebut, pendukung 03 paling banyak mendapat intimidasi.
Dia juga menegaskan, adanya indikasi intimidasi hingga pergantian terhadap pejabat sementara bupati untuk memenangkan paslon tertentu. Namun, masyarakat tentu saja tidak suka dengan intimidasi dan memilih untuk mendukung sesuai suara hati.
Arsjad menambahkan, pihaknya selalu menekankan demokrasi yang riang gembira dan tidak boleh menyakiti satu sama lain. Taruhannya besar karena berkaitan dengan keutuhan bangsa dan perjuangan untuk mencapai Indonesia Emas.
“Jangan sampai bangsa kita kembali jatuh dalam polarisasi yang tidak menguntungkan buat perjalanan ke depan. Titik krusial ada di sini, dan semua pihak harusnya bisa menahan diri,” kata dia.