Ekonomi Tumbuh Kokoh, Konektivitas Digital ASEAN Sebuah Keharusan

JAKARTA–Pertumbuhan ekonomi negara-negara ASEAN yang lebih kokoh dari negara-negara lain menjadi landasan yang kuat untuk membangun komitmen bersama menjadikan ASEAN sebagai episentrum ekonomi global.

Selain menjaga stabilitas keuangan dengan memperkuat kebijakan makroekonomi, konektivitas digital menjadi sebuah keharusan untuk membangun ekonomi kawasan regional yang kuat, inklusif, dan berkelanjutan.

Demikian intisari dari pertemuan para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN (ASEAN Finance Ministers & Sentral Bank Governors Meeting/AFMGM) di Nusa Dua, Bali pada pekan lalu.

Hadir juga dalam pertemuan tersebut Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Arsjad Rasjid, yang juga Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN BAC) 2023.

Ketika diberi kesempatan berbicara, Arsjad Rasjid memaparkan berbagai inisiatif yang telah dilakukan KADIN Indonesia sebagai tuan rumah ASEAN BAC 2023. Inisiatif tersebut bermuara pada satu tujuan yang sama, yaitu mengantar ASEAN menjadi episentrum pertumbuhan ekonomi global.

Arsjad mengatakan, roadshow yang dilakukan KADIN Indonesia ke negara-negara tetangga di kawasan ASEAN bertujuan mendorong dan meyakinkan para pelaku bisnis dan industri untuk bergabung dalam visi besar ASEAN melalui ASEAN BAC 2023.

Visi besar tersebut akan tercapai apabila negara-negara ASEAN, termasuk para pelaku bisnis dan industri, sepakat untuk mengintegrasikan aktivitas ekonominya melalui konektivitas digital.

“Saya tidak menyia-nyiakan kesempatan di hadapan para menteri ekonomi dan gubernur bank sentral ASEAN untuk meyakinkan bahwa pelaku usaha dan industri sudah satu kata untuk integrasi ekonomi ASEAN. Kemajuan ekonomi melalui transformasi digital menjadi salah satu pilar untuk meningkatkan inklusi keuangan dan konektivitas di kawasan melalui program warisan ASEAN QR code,” ujar dia.

Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi ASEAN pada tahun lalu mencapai 5,3%. Secara kolektif, pertumbuhan ekonomi negara-negara ASEAN diperkirakan berada di level 4,6% pada tahun ini dan akan melejit menjadi 5,6% pada 2024.

Pertumbuhan ekonomi tersebut ditopang oleh tingkat konsumsi yang tinggi, perdagangan, dan investasi yang kuat, baik dari dalam negeri maupun dalam bentuk kerja sama dengan negara-negara lain.

Menteri Ekonomi RI Sri Mulyani mengatakan, ASEAN selalu menjadi titik terang untuk ekonomi global. Kawasan ASEAN menawarkan prospek ekonomi yang selalu menjanjikan daripada ekonomi di kawasan negara-negara lain. Hal ini menjadi landasan yang kokoh bagi ASEAN untuk bekerja sama dan berkolaborasi dalam menghadapi berbagai risiko ekonomi global ke depan.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjito menegaskan, negara-negara ASEAN perlu sepakat untuk memperkuat kebijakan makroekonomi, interkonektivitas melalui penggunaan QR dalam melakukan pembayaran, serta kesepakatan untuk menggunakan mata uang lokal untuk investasi dan perdagangan lintas batas di kawasan ASEAN.