JAKARTA–Tampil bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam Seminar Nasional bertajuk Menggagas Indonesia Baru, Arsjad Rasjid mengajak Pemuda Muhammadiyah yang datang dari berbagai penjuru nusantara untuk menjadi pengusaha.
Seminar Nasional tersebut digagas sebagai rangkaian dari Muktamar XVIII Pemuda Muhammadiyah, yang berlangsung di Balikpapan, pada pekan lalu. Arsjad Rasjid hadir sebagai Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia mendampingi Ganjar Pranowo.
Arsjad mengatakan, Indonesia saat ini kekurangan pengusaha, yang berperan penting dalam penciptaan lapangan pekerjaan. Di negara maju, persentase kehadiran pengusaha bisa mencapai 12 – 14 persen dari total demografi. Sementara itu, pengusaha Indonesia saat ini baru berjumlah 3 – 4 persen.
“Saya mengajak pemuda Muhammadiyah untuk merintis jalan menjadi pengusaha. Karena dengan semakin banyaknya pengusaha, lapangan pekerjaan akan tercipta, dan kemiskinan bisa dientaskan. Bayangkan saja, pedagang bakso yang skala kecil bisa serap minimal 1 orang tenaga kerja, bagaimana jika semua pemuda bisa menjadi pengusaha,” ujar dia.
Arsjad menambahkan, menjadi pengusaha janganlah lebih dulu membayangkan menjadi pengusaha besar. Mulailah menjadi pengusaha kecil, entah dari skala ultra mikro, mikro, baru kemudian berajak ke kecil, menengah, dan besar. Karena pada kenyataannya, ekonomi Indonesia saat ini ditopang oleh kehadiran UMKM.
Keyakinan menjadi pengusaha, lanjut dia, harus ada pada segenap pemuda Indonesia. Pasalnya, Indonesia dikaruniai banyak kekayaan dan potensi. Dari sisi SDM, Indonesia dianugerahi bonus demografi kurang lebih 280 juta penduduk, memiliki kekayaan sumber daya alam yang banyak, seperti nikel, bauksit, timah, tembaga, emas, pasir silika, serta pasar yang besar.
“Kita harus jaga kekayaan kita, pasar kita, dengan memproduksi dan membangun sendiri, lalu manfaatkan pasar kita untuk pertumbuhan ekonomi nasional,” katanya.
Senada dengan itu, Ganjar Pranomo mengatakan, pemuda Indonesia harus kreatif. Banyak cara untuk menjadi pengusaha, termasuk dengan memanfaatkan kepedulian sosial dan menjadi social entrepreneur. Indonesia membutuhkan solusi dan peran pemuda sangat penting dalam mengakselerasi solusi. Social entrepreneur menjadi jalan bagi pemuda untuk berperan, tidak hanya sebagai pengusaha, tetapi juga memberikan dampak sosial yang nyata bagi masyarakat.
Menurut Arsjad, social entrepreneur atau yang biasa dikenal dengan social enterprise sebenarnya tumbuh dari visi ekonomi Muhammadiyah yang diperkenalkan oleh KH Ahmad Dahlan. Dasar ini menjadi pembelajaran yang positif bagi pemuda Muhammadiyah untuk dapat berkontribusi bagi perekonomian nasional.