JAKARTA–Lima startup telah sepakat bergabung bersama Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia dalam menyediakan dan menjadi jembatan dari program kemitraan UMKM Naik Kelas.
Langkah kolaborasi tersebut merupakan simpul utama dalam menjawab tantangan UMKM Naik Kelas, melalui sejumlah modul pelatihan, akses pasar, maupun pendampingan digitalisasi.
Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan, startup yang bergabung dalam program kemitraan untuk UMKM dapat menjadi menjadi motor penggerak yang mendorong semakin banyak UMKM yang masuk ke ekosistem digital dan naik kelas. Apalagi, startup memiliki akses yang memadai hingga ke pelosok Tanah Air, sehingga daya jangkauannya menjadi lebih luas.
“Kita punya tantangan dalam hal mengajak UMKM untuk masuk ke ekosistem digital. Literasi digital menjadi sangat penting, dan kami sangat bersyukur apabila kawan-kawan dari generasi muda, dengan platformnya masing-masing mampu membantu UMKM naik kelas,” ujar dia.
Seperti diketahui, baru-baru ini telah ditandatangani kerja sama strategis antara KADIN Indonesia dan lima startup, di antaranya Fazz, Hacktiv8, PINTAR, ASEAN Inovation Business Platform (AIBP), dan Best of Indonesia (BOI).
Kolaborasi tersebut menyangkut akses terhadap modul pelatihan, akses pasar melalui marketplace, pendampingan untuk akses pasar di ASEAN, Asia, dan Eropa.
Arsjad menambahkan, Indonesia bakal menjadikan UMKM sebagai salah satu penerima manfaat terbesar dari ASEAN Business Advisory Council (BAC) 2023. Salah satunya melalui konektivitas pelaku UMKM di seluruh wilayah ASEAN yang dapat mengakses pasar ASEAN dan membentuk sentralisasi pasar UMKM.
Konektivitas itu, lanjut dia, juga diwujudkan dalam sistem pembayaran dengan menggunakan QR Code, sehingga masing-masing pelaku UMKM dapat menggunakan mata uang lokal dalam bertransaksi.
“Kami menyambut baik inisiatif generasi muda yang dengan inovasinya mampu mendorong UMKM menjadi dekat dengan peluang pasar yang lebih besar,” katanya.