JAKARTA–Indonesia memiliki kekayaan energi dari berbagai sumber, di antaranya batubara, gas, dan energi baru terbarukan.
Ganjar-Mahfud akan mengedepankan transisi energi untuk membawa Indonesia lebih bersih, hijau, dan berkelanjutan ke depan. Transisi energi tersebut akan dilakukan secara bertahap.
Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid mengatakan, saat ini Indonesia telah melakukan transisi ke energi listrik dengan mendorong pemanfaatan kendaraan listrik. Di sisi lain, Indonesia masih bergantung pada pembangkit listrik batubara untuk menjaga pasokan listrik.
“Transisi energi juga membutuhkan biaya dan tidak bisa dilakukan sekaligus untuk tetap menjaga stabilitas ekonomi dan industri. Fase transisi tersebut akan dipikirkan secara matang agar komitmen Indonesia untuk energi berkelanjutan dan Net Zero Emission tetap akan tercapai,” ujar dia.
Pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) memang telah menjadi sorotan dunia, termasuk pada pertemuan COP 28 di Uni Emirat Arab beberapa waktu lalu. Indonesia memang punya pilihan transisi energi. Jika tidak dilakukan saat ini, maka masalahnya akan menjadi lebih besar ke depan.
“Beberapa teman memberi nasihat pada saya, jangan langsung lompat ke EBT. Kita masih punya gas yang belum optimal pemanfaatan. Kalau dari energi kotor ke energi yang sedikit lebih bersih kemudian ke EBT rasa-rasanya bisa jalan,” ungkap calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo.
Ganjar mengatakan, gas menjadi alternatif sumber energi yang menggantikan pasokan energi dari batu bara sekaligus menjadi tumpuan pasokan energi menuju transisi EBT. Pemanfaatan gas juga dapat menjamin pasokan energi tersebut bersih sesuai dengan komitmen pemerintah terhadap NZE.
Menurut Ganjar, EBT sebagai sumber listrik memang masih mahal tarifnya dan belum relevan bagi mayoritas masyarakat saat ini. Produksi setrum dari EBT cenderung menghasilkan listrik dengan harga lebih mahal daripada pasokan listrik dari gas atau batu bara.
Pemanfaatan sumber daya gas bumi belakangan menjadi alternatif, terutama pada sektor transportasi dan pembangkit listrik. Pemanfaatan gas juga berimplikasi pada dekarbonisasi sektor ketenagalistrikan.
“Kami bahkan sudah menghitung beberapa potensi dari EBT yang bisa kita generate banyak sekali. Panas bumi misalnya. Kemudian ada gas rawa untuk desa mandiri energi. Singkatnya kurva EBT sudah harus mulai dilaksanakan,” katanya.