Inagro Expo 2022, Arsjad Rasjid Ingatkan Perkuat Ketahanan Pangan

JAKARTA–Pameran agrobisnis berskala internasional, Inagro Expo 2022 resmi dibuka oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa di Grand City, Surabaya (11/8/2022). Inagro Expo yang berlangsung 11-14 Agustus 2022 itu digagas Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur dan menampilkan pameran pengetahuan dan teknologi pertanian modern.

Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid memberikan sambutan secara daring. Arsjad menuturkan ada sektor-sektor yang tumbuh selama pandemi, seperti kesehatan, pertanian, sistem informasi dan teknologi yang mesti dipertahankan kinerjanya. “Sektor-sektor ini perlu dijaga karena bersifat esensial dan strategis terhadap perekonomian nasional,” ujar Arsjad

Arsjad mengingatkan pentingnya memperkuat ketahanan pangan, mengingat ke depan, ada potensi krisis global yang antara lain akibat perang Rusia dan Ukraina yang belum surut. Dalam kondisi tersebut, komoditas pangan bisa ikut terimbas.

Konflik di Eropa itu berdampak serius bagi rantai pasok (supply chain) dalam perdagangan global, termasuk di sektor pangan. Gangguan pada pasokan berpotensi mendorong kenaikan harga, sehingga daya jangkau masyarakat menjadi lemah mengingat tingkat kesejahteraannya tidak mengalami peningkatan akibat krisis.

“Masalah ini perlu diantisipasi melalui kerja sama antara pemerintah dengan dunia usaha,” ungkap Arsjad.

Dia menjelaskan, saat ini banyak negara juga tengah melakukan proteksi terhadap bahan pangan. Situasi ini tidak menguntungkan bagi negara yang masih mengimpor, karena pasokan di pasar global akan menyusut. Untuk itu, Presiden Direktur PT Indika Energy Tbk menyatakan pihaknya terus melakukan koordinasi dengan pemerintah untuk mencegah imbas krisis pangan.

Menurut Arsjad, krisis pangan ditandai oleh sejumlah hal. Di antaranya, pasokan bahan pangan yang berkurang, atau harga yang makin tak terjangkau. “Jangan sampai kondisi krisis pangan terjadi di Indonesia, karena dampaknya bisa meluas ke masalah sosial,” katanya.

Secara fundamental, Indonesia perlu membenahi ketahanan pangan strategis, terutama dari sisi produksi. Alasannya, kenaikan harga komoditas dapat bersumber dari sisi permintaan maupun penawaran.

Sebagai contoh, katanya, terjadi pada komoditas kedelai. Jika dilihat dari neraca komoditas pangan strategis Indonesia, terdapat gap yang tajam antara jumlah produksi kedelai di dalam negeri dengan konsumsi. Pada 2020 misalnya, Indonesia hanya mampu memproduksi 273 ribu ton kedelai, sementara kebutuhannya 2.828 ribu ton.

Masalah seperti ini juga masih terjadi pada banyak komoditas lainnya. Karena itu, lanjut Arsjad, Kadin Indonesia akan selalu berkoordinasi dengan pemerintah, terutama dalam perkembangan pertanian.

Dalam kepemimpinannya, Kadin memiliki program pendampingan UMKM dengan skema closed loop. Skema ini terdiri dari praktik pertanian, penyediaan akses bibit dan pupuk unggul, dukungan pendanaan, serta pendidikan literasi keuangan. Pada prinsipnya, program ditujukan untuk membina para petani serta menciptakan kerja sama antara perusahaan besar maupun kecil dengan para petani di Indonesia.

“Kita semua harus berikhtisar. Dunia usaha dan pemerintah, demi menjaga kesejahteraan masyarakat serta meningkatkan kemampuan dalam negeri, seperti selalu diamanatkan oleh Presiden Joko Widodo,” kata Arsjad.

Inagro Expo 2022 dihadiri oleh Wakil Ketua Umum Kadin Koordinator Bidang Organisasi, Hukum dan Komunikasi Yukki N. Hanafi dan Ketua Umum Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto dan Direktur Eksekutif KADIN Indonesia Hotasi Nababan. Hadir pula perwakilan pengusaha B20 dan sejumlah negara sahabat.

Acara ini memfasilitasi seluruh pelaku industri pertanian, perkebunan dan perikanan mulai hulu hingga hilir. Tidak hanya bisa memamerkan produk yang dihasilkan, pelaku industri agro juga bisa mengikuti berbagai kegiatan yang akan memberikan pengalaman dan pengetahuan tentang teknologi pertanian modern.

Dengan dipamerkannya teknologi pertanian modern terkini, diharapkan akan terjadi transfer keilmuan atau knowledge antar petani dengan pengusaha lain sehingga akan tercipta model pertanian modern dengan tingkat produktivitas yang tinggi.