Indonesia-Australia Wujudkan Industri Kendaraan Listrik
JAKARTA–Menyadari potensi yang dimiliki kedua negara dalam mendorong hadirnya industri kendaraan listrik, Indonesia dan Australia Barat sepakat menandatangani kesepakatan kerja sama (memorandum of understanding) dalam rangka pengembangan baterei kendaraan listrik.
Kerja sama tersebut merupakan perpanjangan dari komitmen yang sudah disepakati kedua belah pihak pada forum G20 akhir tahun lalu.
Hadir dalam penandatangan kesepakatan kerja sama tersebut, Arsjad Rasjid mewakili Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia dan Hon Roger Cook, yang mewakili Pemerintah Australia Barat di Perth, pekan lalu.
Arsjad mengatakan, kerja sama dengan pemerintah Australia Barat bakal meningkatkan potensi Indonesia menjadi salah satu pemain penting di industri kendaraan listrik ke depan. Sebagai negara yang memiliki cadangan lithium, kerja sama tersebut akan melengkapi kebutuhan komponen untuk merealisasikan pengembangan baterei kendaraan listrik di Tanah Air.
“Baterei merupakan komponen penting dalam pengembangan kendaraan listrik. Kerja sama ini adalah tonggak penting yang dapat mengantar Indonesia menjadi pemain penting di industri kendaraan listrik,” katanya.
Arsjad menambahkan, Indonesia telah memiliki nikel, bauksit, timah, tembaga, dan pasir silika. Semua sumber daya tersebut merupakan komponen penting dalam pengembangan kendaraan listrik dan baterei. Dengan semua komoditas berada di Indonesia dan dilengkapi dengan kerja sama bahan baku lithium, industri kendaraan listrik dan baterei bakal menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
“Kami sepakat untuk bekerja sama dan mengeksplorasi peluang dalam membangun rantai pasok mineral dan menjadi global hub produksi baterei kendaraan listrik. Komitmen ini juga menjadi motor pembangunan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan,” katanya.