Indonesia Tawarkan Kerja Sama dan Investasi Transisi Energi ke Australia
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia telah menyelesaikan roadshow ke Australia pada 1-5 Agustus 2022. Roadshow B20 Australia kali ini, delegasi Indonesia menawarkan potensi kerja sama dan investasi di bidang transisi energi, kendaraan listrik (EV) dan kesehatan digital untuk meningkatkan sistem kesehatan nasional di Indonesia.
“Indonesia dan Australia memiliki sejarah panjang sebagai salah satu tetangga dekat sekaligus mitra strategis dalam pembangunan ekonomi,” kata Ketua Umum Kadin, Arsjad Rasjid dalam keterangannya, Minggu (7/8/2022).
Pada tahun 2020, kedua negara menandatangani Indonesia – Australia Comprehensive Economic Agreement (IA-CEPA) yang bertujuan untuk meningkatkan investasi dan perdagangan. PM Anthony Albanese juga menyampaikan keinginannya untuk menghibahkan US$200 juta sebagai dukungan terhadap ketahanan iklim dan infrastruktur saat berkunjung ke Indonesia bulan Juni lalu.
Arsjad menambahkan, Pemerintah Australia juga menawarkan tenaga ahli untuk membantu perencanaan dan pembangunan Ibu Kota baru, Nusantara.
Dari sektor swasta, tercatat sudah ada 2 perusahaan Australia yang berinvestasi pada energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia. Fortescue Metals Group berkomitmen untuk menginvestasikan US$10 miliar ke proyek hydropower dan geothermal. Sun Cable juga telah berinvestasi senilai US$1,5 miliar di bidang teknologi surya.
“Melihat perhatian Australia akan ketahanan iklim dan net zero emission, dalam Roadshow B20 Australia kali ini, kami pun menawarkan potensi kerja sama dan investasi di bidang transisi energi dan kendaraan listrik (EV) kepada komunitas bisnis di sana. Tak hanya itu, kami juga menawarkan potensi kolaborasi di sektor kesehatan digital untuk meningkatkan sistem kesehatan nasional di Indonesia,” kata Arsjad.
Pada sektor transisi energi, Indonesia telah mengumumkan komitmen untuk inisiatif perubahan global, termasuk mencapai nol emisi pada tahun 2060 atau lebih awal. Indonesia menghadirkan lebih dari 400 Gigawatt (GW) potensi sumber daya terbarukan, yang sebagian besar masih belum dimanfaatkan. Saat ini kapasitas energi baru dan terbarukan yang terpasang adalah 10GW dan diproyeksikan mencapai 32GW pada 2030.
Di sektor kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV) , perusahaan Lithium Australia (LICF) telah memanfaatkan ekosistem kendaraan listrik bersama Indonesia. Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah untuk mendukung transisi, termasuk bahan baku untuk memproduksi baterai EV.
Indonesia telah melakukan upaya yang signifikan untuk mempercepat proliferasi kendaraan elektrik melalui beberapa keputusan presiden dan menteri. Misalnya, Peraturan Presiden (Perpres) nomor 55 tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan.
Pada sektor kesehatan digital, Indonesia mengalami pertumbuhan pesat tahunan sebesar 60 persen. Pendapatan industri kesehatan digital di Indonesia diperkirakan mencapai US$973 pada 2023.
Beberapa perusahaan Australia telah berhasil investasi di bidang ini. Perusahaan yang berbasis di Canberra, Aspen Medical, menginvestasikan US$1 miliar dolar untuk membangun 23 rumah sakit dan 650 klinik di Jawa Barat. Sementara Ramsay Health Care yang berbasis di Sydney mengoperasikan tiga rumah sakit di Indonesia.
Kata Arsjad, Australia telah berhasil memberikan perawatan kesehatan kepada jutaan orang Australia sehingga ada peluang seperti pelatihan kemampuan dalam pelatihan kejuruan dokter, perawat, dan teknisi.