JAKARTA–Tenaga kerja yang terampil dan berdaya saing merupakan tantangan yang dihadapi negara-negara ASEAN ke depan. Bersamaan dengan mindset yang ingin dibangun dalam Keketuaan ASEAN yang menjadikan ASEAN sebagai episentrum global, tuntutan terhadap tenaga kerja dan sumber daya yang berdaya saing bakal terus meningkat jika tidak ingin digeser oleh sumber daya dari negara lain.
Hal ini disampaikan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia sekaligus Ketua Forum ASEAN Business Advisory Council (BAC) 2023 Arsjad Rasjid di hadapan audiens ASEAN Trade Union Council (ATUC) General Assembly, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Arsjad mengatakan, negara-negara ASEAN masih dihadapkan pada tantangan perihal keterampilan, produktivitas, dan skill yang menjangkau masa depan. Karena itu, ASEAN perlu menerapkan strategi untuk menyiapkan tenaga kerja produktif dan berdaya saing, serta upaya-upaya dalam meningkatkan kesejahteraan para pekerja.
“Saya mendorong agar ATUC bisa berperan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia kita untuk dapat mengambil bagian penuh dalam perubahan mindset di kawasan ASEAN. Kita akan mendorong ASEAN menjadi episentrum global, dan karena itu, kita harus juga bersiap dengan perubahan tersebut,” katanya.
Seperti diketahui, ATUC merupakan organisasi konfederasi buruh seluruh anggota ASEAN yang berdiri sejak 1983. ATUC fokus pada bidang pendidikan, advokasi, perlindungan tenaga kerja, serta kesejahteraan.
Dalam kesempatan tersebut, Andi Gani Nuwa Wea, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) terpilih menjadi Presiden ATUC periode 2023 – 2026. KSPI sendiri baru saja merayakan HUT ke-50 beberapa waktu lalu.
Arsjad mengatakan, pihaknya akan bekerja sama dengan ATUC dalam rangka memperkuat peran strategis ATUC di ASEAN melalui ASEAN BAC 2023. Vokasi tenaga kerja untuk seluruh negara di kawasan ASEAN harus segera dilakukan secara masif, bekerja sama dengan negara-negara yang memiliki pengalaman dalam hal pengembangan SDM.
Menurut International Labour Organization (ILO, 2019), produktivitas tenaga kerja tertinggi di kawasan ASEAN adalah Brunei Darussalam, menyusul Singapura, Malaysia, Thailand, dan Indonesia.
“Dunia industri dan ketenagakerjaan adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Dalam lingkup nasional, KADIN Indonesia akan mengajak KSPSI menguatkan sinergi dengan semangat gotong royong dan bhinneka tunggal ika untuk mengembangkan ekosistem tenaga kerja yang kondusif, produktif, dan resilien,” tutup dia.