Jabat Erat Australia, The Power of Tetangga Makin Solid untuk Kendaraan Listrik
JAKARTA–Indonesia dan Australia memiliki kepentingan yang sama besar dalam memainkan peran terutama terhadap ekosistem kendaraan listrik global di tahun-tahun mendatang.
Sebagai negara yang memiliki sejumlah komoditas, seperti nikel, tembaga, bauksit, dan timah, Indonesia membutuhkan tetangga dekat Australia yang memiliki cadagangan lithium. Kolaborasi antara Indonesia-Australia bakal menggiring ekosistem bisnis kendaraan listrik ke kawasan Indonesia dan Australia.
Tidak mau ketinggalan, Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia sebagai mitra strategis pemerintah segera bersilahturahmi dengan tetangga dekat Australia pekan lalu. Silahturahmi tersebut mempertemukan Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid bersama Hon Roger Cook, Deputy Premier of Western Australia dan Krita Dunstan, Investmen & Trade Commissioner Western Australia untuk ASEAN.
Arsjad mengatakan, masing-masing pihak menyadari urgensi untuk mempererat hubungan sebagai tetangga yang baik, terutama dalam meningkatkan posisi strategis Indonesia-Australia untuk ekosistem kendaraan listrik dunia. Indonesia dan Australia diberkahi dengan cadangan mineral yang sangat dibutukan dunia usaha dalam mempromosikan industri kendaraan listrik ke depan.
“Kami bersilahturahmi dalam kerangka untuk mewujudkan kerja sama erat antara Australia-Indonesia untuk menjadikan kedua negara sebagai global hub bagi ekosistem baterei untuk kendaraan listrik. Kami mengeksplorasi berbagai peluang tersebut untuk bisa mengembangkan pusat produksi baterei kelas dunia,” ujar dia.
Arsjad menegaskan, pada level pemerintahan, Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese telah bertemu dan sepakat untuk memanfaatkan keunggulan komparatif tersebut. Komitmen tersebut ditindaklanjuti di level pelaku usaha dengan menyatukan langkah dan mengkaji berbagai peluang agar cita-cita bersama tersebut dapat terwujud.
Seperti diketahui, Presiden Jokowi pada seremoni pembukaan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) 2022 KADIN Indonesia menegaskan, yang sedang dibangun pemerintah saat ini adalah sinergi industri. Dengan bahan baku yang dimiliki seperti nikel, bauksit, tembaga, dan timah, Indonesia dapat membangun ekosistem kendaraan listrik. Yang tidak dimiliki Indonesia hanya lithium, yang cadangannya ada di Australia.
Produsen besar kendaraan listrik akan bergantung pada Indonesia karena negara ini akan menguasai 60% pangsa pasar kendaraan listrik. Karena itu, hilirisasi bahan galian menjadi harga mati karena memberikan nilai tambah yang besar bagi ekonomi nasional.
Arsjad menegaskan, pelaku industri dalam negeri siap mendukung lanskap ekonomi Indonesia berbasis transisi energi ke depan. Langkah tersebut akan memberikan nilai tambah berkali-kali lipat bagi ekonomi Indonesia. Silahturahmi dengan Australia merupakan langkah strategis agar pelaku usaha di dalam negeri dan pelaku usaha di Autralia dapat duduk bersama untuk saling bersinergi mewujudkan kawasan industri kendaraan listrik yang menguntungkan bagi kedua belah pihak.